Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) belum akan mencabut status siaga darurat hidrometeorologi. Cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terjadi pada awal tahun 2023 ini.
“Masih, itu (status) bahkan (sampai akhir) Januari. Status Siaga Darurat Hidrometeorologi sampai 31 Januari,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Biwara Yuswantana di Kompleks Kepatihan Pemda DIY, Senin (2/1).
Biwara mengatakan komponen penanggulangan bencana tetap meningkatkan kesiapsiagaan. Baik itu Desa Tangguh Bencana (Destana), Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), hingga komunitas-komunitas penanggulangan bencana di daerah-daerah.
“Memang momen Nataru sudah berlalu tapi kan kita tidak sekadar keselamatan wisatawan tetapi warga kita juga yang harus kita siap siaga supaya bisa mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan, dinamika cuaca ekstrem. Jadi tetap standar penanganan perlakuan tetap sama,” katanya.
Jika hujan lebat terjadi, potensi longsor bisa terjadi di tanah yang rentan. Angin kencang juga bisa menumbangkan pohon bahkan merusak rumah.
“Kemudian juga kalau itu lebatnya tinggi waktu lama ya bisa juga nanti debit sungai akan meningkat. Nah itu yang perlu kita antisipasi supaya nggak terdampak, merugikan atau bahkan menyebabkan timbulnya korban,” jelas Biwara.
“Jadi semua tetap waspada peka terhadap tanda-tanda yang bisa saja terjadi akibat dari bila terjadi cuaca ekstrem,” katanya.
