24 C
Jakarta
Minggu, Maret 26, 2023

Wall Street Terus Dihantui Kekhawatiran Pasar soal Kenaikan Suku Bunga

Indeks saham Wall Street ditutup melemah pada Jumat (25/2), sementara imbal hasil (yield) surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasury menguat.
Hal ini dikarenakan data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan yang memicu kekhawatiran Federal Reserve (The Fed) akan memperpanjang siklus kenaikan suku bunga.
Dikutip dari Reuters (27/2) Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 1,02 persen menjadi 32.816,92, S&P 500 (.spx) kehilangan 1,05 persen menjadi 3.970,04 dan komposit NASDAQ (.ixic) turun 1,69 persen menjadi 11.394,94.
Hasil Treasury AS melonjak, dengan benchmark imbal hasil 10 tahun mencapai 3,9452 persen dan hasil dua tahun, yang sangat sensitif terhadap kebijakan Federal Reserve, naik setinggi 4,8156 persen, tertinggi sejak 4 November.
“Risiko ke pasar adalah bahwa itu terlalu dini dalam mengantisipasi pivot Fed. The Fed akan terus menaikkan suku bunga lebih tinggi dari yang dipikirkan orang dan lebih lama dari yang dipikirkan orang,” kata Robert Stimpson, manajer portofolio di Oak Associates Funds di Akron, Ohio.
Data Departemen Perdagangan menunjukkan bahwa pengeluaran konsumen, yang menyumbang dua pertiga dari aktivitas ekonomi AS, naik 1,8 persen pada Januari, peningkatan terbesar dalam hampir dua tahun dan melebihi perkiraan analis, menurut jajak pendapat Reuters.
Selain itu, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran inflasi pilihan Fed, dipercepat sebesar 0,6 persen bulan lalu, peningkatan terbesar dalam enam bulan, membawa indeks menjadi 5,4 persen selama 12 bulan hingga Januari.
Di sisi lain, harga minyak naik lebih tinggi dalam perdagangan yang tidak stabil, didukung oleh prospek ekspor Rusia yang lebih rendah tetapi ditekan oleh meningkatnya persediaan di Amerika Serikat dan kekhawatiran atas kegiatan ekonomi global.
Brent Crude Futures menetap di USD 83,16 per barel, naik 1,2 usdh. West Texas Intermediate A.S. Crude Futures (WTI) menetap di USD 76,32 per barel, naik 1,2 persen.
Dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya, dengan indeks dolar naik 0,65 persen pada tertinggi tujuh minggu dan euro turun 0,48 persen, pada USD 1,0544.

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
5PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles