Indeks saham Amerika Serikat (AS), Wall Street , ditutup menguat pada perdagangan Jumat (3/3). Sebab, imbal hasil US Treasury atau obligasi pemerintah AS melemah dan data ekonomi membantu investor mempertimbangkan kemungkinan yang berkembang bahwa Federal Reserve (The Fed ) harus mempertahankan kebijakan restriktifnya hingga akhir tahun.
Mengutip Reuters, Senin (6/3), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 387,4 poin atau 1,17 persen menjadi 3.390,97, S&P 500 (.SPX) naik 64,29 poin atau 1,61 persen menjadi 4.045,64 dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 226,02 poin atau 1,97 persen menjadi 11.689,01.
Ketiga indeks saham utama AS melonjak lebih dari 1 persen, dengan Nasdaq yang sarat teknologi naik mendekati 2 persen yang merupakan dorongan dari saham -saham megacaps. Imbal hasil Treasury AS menurun setelah komentar dari pejabat The Fed yang meredakan kekhawatiran atas inflasi dan suku bunga .
“Semuanya tetap tentang The Fed dan betapa anggunnya mereka dapat memperlambat ekonomi,” kata Direktur Pelaksana JPMorgan Private Bank, David Carter di New York.
“The Fed memberi tahu pasar apa yang ingin mereka dengar, tetapi juga menyuntikkan kehati-hatian bahwa suku bunga mungkin perlu naik lebih tinggi tergantung pada data ekonomi,” tambahnya.
Sementara itu, data ekonomi yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan permintaan yang stabil untuk jasa. Adapun indeks manajer pembelian (PMI) dari Institute for Supply Management dan S&P Global menunjukkan bahwa aktivitas di sektor ini terus berkembang bahkan saat harga input turun.
“Investor melihat apa yang mereka inginkan dalam data ISM, yang pada dasarnya adalah pertumbuhan yang sehat dengan harga yang melambat,” pungkas Carter.