Pemerintah mulai mengadakan vaksinasi COVID-19 booster kedua. Vaksinasi booster kedua ini masih diberikan terbatas untuk masyarakat. Di Yogyakarta sendiri, vaksinasi COVID-19 booster kedua diberikan pada ASN di Pemkot Yogyakarta .
“Ini kita mulai vaksinasi booster kedua untuk para penyelenggara negara, khususnya ASN di lingkungan Balai Kota (Pemkot Yogya),” kata Penjabat Walikota Yogyakarta, Sumadi, dalam keterangan, Kamis (9/1/2023).
Sebelum mendapatkan vaksinasi booster kedua, masyarakat akan menjalani sederet pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksaan tekanan darah. Vaksin booster kedua untuk ASN di Pemkot Yogyakarta ini diberikan agar pada ASN mampu memberikan pelayanan baik ke masyarakat.
“Ini adalah bagian dari upaya kita untuk membentuk imunitas sehingga kita dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat bisa lebih baik,” tambahnya.
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk vaksinasi booster kedua di fasilitas pelayanan kesehatan Pemkot Yogyakarta di puskesmas dan rumah sakit. Sebagai informasi, vaksinasi booster kedua bagi masyarakat umum usia 18 tahun ke atas sudah dilayani sejak 24 Januari 2023 di puskesmas-puskesmas di Kota Yogyakarta.
“Kepada masyarakat Yogyakarta kami sangat berharap untuk warga yang sudah memenuhi syarat seperti sudah booster satu dan tenggat waktunya masuk, segera saja mengikuti booster kedua di unit-unit pelayanan kesehatan Pemkot Yogyakarta di puskesmas dan rumah sakit,” terang Sumadi
Saat ini vaksinasi dosis 1 dan 2 di Kota Yogyakarta telah mencapai 100 persen. Bahkan vaksinasi booster dosis 1 sudah mencapai lebih dari 100 persen. Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani menyebut vaksinasi Covid-19 booster pertama di Kota Yogyakarta sudah mencapai sekitar 125 persen
“Vaksinasi booster ini sangat penting untuk meningkatkan imunitas tubuh karena sudah lebih dari enam bulan. Harapannya bisa meningkatkan kekebalan tubuh terhadap covid-19. Saat ini yang dicabut hanya PPKM, pandeminya belum sehingga Covid-19 masih ada. Maka kewaspadaan perlu vaksinasi agar situasi pandemi bisa berubah menjadi endemi,” pungkasnya.