Ciremaitoday.com, Sumedang – Unsur Kesehatan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yang terdiri dari Dinas Kesehatan, IDI, IAI, IBI, PPNI, PPPKMI, PERSAGI, PGDI, HAKLI, PATELKI, PTGMI, PAFI, PARI, IROPIN, dan Gabungan Puskesmas, menyalurkan bantuan kebutuhan pokok dan obat-obatan kepada penyintas gempa Cianjur.
Pemberian bantuan secara simbolis diberikan Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinkes Sumedang, Surdi Sudiana, mewakili jajaran unsur kesehatan Sumedang yang diterima langsung Ketua IDI Kabupaten Cianjur, Ronny Hadyanto.
Surdi mengungkapkan, total bantuan yang terkumpul senilai Rp58.851.000. Di luar itu, juga ada bantuan yang di berikan dari IAI Sumedang senilai Rp 10 juta, dan Rp 18.250.000 dari IDI Sumedang.
Ada juga sumbangan dari para tenaga kesehatan (nakes) untuk warga terdampak gempa yang saat ini mengungsi ke kerabat atau keluarganya yang tinggal di Sumedang.
“Pemberian bantuan dari unsur kesehatan Kabupaten Sumedang ini sebagai bentuk kepedulian kami sebagai unsur kesehatan terhadap penyintas gempa Cianjur,” jelas Surdi Jumat (9/12/2022).
Setidaknya lanjut dia, bantuan yang dikumpulkan dari unsur kesehatan ini bisa mengurangi beban penyintas gempa Cianjur. Lebih lanjut dikatakan Surdi, pihaknya juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada jajaran unsur kesehatan Kabupaten Sumedang yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu korban gempa Cianjur.
Gempa tektonik yang terjadi di Kabupaten Cianjur pada 21 November 2022, mengakibatkan ratusan korban meninggal dunia. Selain itu, banyak rumah-rumah warga maupun fasilitas umum mengalami kerusakan.
Sementara BMKG merilis hasil survei zona patahan yang menyebabkan gempa di Cianjur, Jawa Barat. Kepala BMKG Dwikorita mengungkapkan survei ini diperlukan untuk pembangunan kembali di wilayah terdampak gempa.
“Jadi kalau bangun kembali patahannya belum diketahui di mana dikhawatirkan zona yang patah atau bergeser itu akan dibangun lagi dan kurang lebih 20 tahun kemudian akan runtuh lagi, sehingga penetapan zona patahan vital dalam mendukung pembangunan kembali rumah yang rusak,” kata Dwikorita saat konferensi pers, Kamis (8/12).
Dwikorita menjelaskan patahan yang menyebabkan gempa Cianjur, baru teridentifikasi. BMKG menamakannya dengan patahan atau sesar Cugenang karena melintasi Kecamatan Cugenang.
“Di Indonesia sudah teridentifikasi 295 patahan aktif, namun patahan Cugenang belum termasuk yang teridentifikasi. Jadi ini yang baru ditemukan atau teridentifikasi,” kata Dwikorita.***