30.8 C
Jakarta
Selasa, Juni 6, 2023

Ukraina Tuduh Tentara Rusia Jarah Rumah Kosong di Kherson

Ukraina menuduh pasukan Rusia mengenakan pakaian sipil untuk menjarah dan menduduki rumah-rumah kosong di Kota Kherson, Provinsi Kherson, pada Senin (7/11). Tuduhan ini muncul saat kedua belah pihak mempersiapkan diri untuk pertempuran jalanan.
Rusia belum memberikan respons atas tudingan tersebut. Namun, pihaknya kerap membantah menargetkan warga sipil di Ukraina.
Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Rusia memerintahkan penduduk meninggalkan Kherson. Pihaknya telah mengantisipasi serangan Ukraina untuk merebut kembali kota tersebut.
Rusia mengaku melangsungkan evakuasi demi keselamatan warga. Tetapi, Ukraina menggambarkannya sebagai deportasi paksa.
Ukraina mencatat, seratus anak dengan disabilitas dipindahkan dari fasilitas medis di Dnipriany di Provinsi Kherson menuju wilayah Rusia per Senin (7/11). Pasien dari panti jompo di Kakhovka juga dipindahkan sebelum pasukan Rusia mengambil alih fasilitas itu.
“[Pasukan Rusia] menyamar dengan pakaian sipil, menduduki tempat warga sipil dan memperkuat posisi di dalam untuk melakukan pertempuran jalanan,” jelas militer Ukraina, dikutip dari Reuters, Selasa (8/11).
“[Pasukan Rusia] terlibat dalam penjarahan dan pencurian dari penduduk dan dari situs infrastruktur dan membawa peralatan, makanan, dan kendaraan ke Federasi Rusia,” imbuhnya.
Kherson adalah kota pertama yang direbut pasukan Rusia usai melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari.
Kherson terletak di satu-satunya kantong wilayah yang dikuasai Rusia di tepi barat Sungai Dnipro yang membelah Ukraina.
Sejak serangan balik pasukan Ukraina pada awal Oktober, kedua negara meyakini bahwa konfrontasi di Kherson akan menjadi salah satu pertempuran paling penting selama perang.
Seiring tentara berderap mendekat, Ukraina melaporkan serangan terhadap fasilitas pertahanan udara dan gudang amunisi Rusia pada Selasa (8/11). Hingga 32 personel militer Rusia dikatakan tewas.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, menyebut Provinsi Donetsk di wilayah timur tetap menjadi pusat konflik. Setiap harinya, dia mengatakan, pasukan Ukraina menewaskan ratusan tentara Rusia.
Kota Bakhmut dan Avdiivka turut menyaksikan pertempuran terberat di Donetsk. Dalam beberapa pekan invasi, Rusia kehilangan semua wilayah yang direbutnya di utara. Rusia lalu mengalami kemunduran signifikan di timur dan selatan selama beberapa bulan terakhir.
Selain di medan perang, pihaknya menempuh jalur diplomatik. Penasihat Nasional Amerika Serikat (AS), Jake Sullivan, mengadakan pembicaraan rahasia dengan para pejabat senior Rusia. Mereka berusaha menurunkan risiko perang yang lebih luas atas Ukraina.
AS mendesak Ukraina melanjutkan pembicaraan damai untuk mempertahankan dukungan Barat. Penasihat Zelensky, Mykhailo Podolyak, mengaku siap bernegosiasi dengan pemimpin Rusia. Tetapi, dia menolak berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
“Ukraina tidak pernah menolak untuk bernegosiasi,” cuit Podolyak.
“Apakah Putin siap? Jelas tidak,” tambah dia.

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
5PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles