27.7 C
Jakarta
Minggu, Juni 4, 2023

Tuntut Kenaikan Upah, 7 Ribu Perawat di New York AS Lakukan Aksi Mogok Kerja

Ribuan perawat di dua rumah sakit utama Kota New York, Amerika Serikat, telah melakukan aksi mogok kerja pada Senin (9/1).
Para tenaga kesehatan itu memprotes tidak adanya kenaikan upah atau peningkatan staf yang diberlakukan, sementara mereka sudah kelelahan lantaran bekerja ekstra sejak pandemi COVID-19 menghantam tiga tahun terakhir.
Dalam keterangannya, Asosiasi Perawat Negara Bagian New York (New York State Nurses Association/NYSA) membenarkan hal itu.
Pihaknya mengatakan, aksi mogok kerja tersebut telah melibatkan lebih dari 7.000 perawat dari Montefiore Medical Center di Bronx dan RS Mount Sinai di Manhattan.
Mereka yang mogok kerja berkumpul dan berunjuk rasa di area luar kedua fasilitas kesehatan itu. Salah satunya adalah seorang perawat di unit transplantasi dan onkologi, Warren Urquhart, yang turut menyuarakan ketidaksejahteraan rekan sejawatnya meski pandemi telah berakhir.
“Kami adalah pahlawan hanya dua tahun yang lalu,” ujar Urquhart, seperti dikutip dari Al Jazeera.
“Kami berada di garis depan kota ketika semuanya terhenti. Dan sekarang kami harus berhenti sehingga mereka dapat memahami betapa berartinya kami bagi rumah sakit ini dan bagi para pasien,” imbuhnya.
Hal serupa juga dialami oleh seorang perawat dari Montefiore Medical Center, Michelle Gonzales. Ia mengaku kecewa atas manajemen rumah sakit yang tidak mempedulikan kesejahteraan para karyawannya.
“Kami tidak bisa lagi mempertahankan apa yang terjadi,” tutur Gonzales.
“Kami telah berusaha keras untuk memberitahu rumah sakit untuk membuat perubahan. Kami tidak ingin melakukan ini tetapi kami merasa tidak punya pilihan lain,” jelas dia.
Pada saat bersamaan, Presiden NYSNA Nancy Hagan turut berunjuk rasa di luar RS Mount Sinai.
Ia mengatakan, permintaan para tenaga kesehatan atas kenaikan upah dan peningkatan staf itu adalah sesuatu yang wajar demi menjalankan tugas mereka merawat pasien dengan baik.
“Apa yang kami minta adalah staf yang aman dan perawatan berkualitas untuk pasien. Kami rasa kami tidak meminta terlalu banyak,” jelas Hagan.
NYSNA juga menegaskan, kekurangan staf di rumah sakit Kota New York telah berdampak pada kondisi di mana beberapa tenaga kesehatan terpaksa merawat pasien dalam jumlah lebih banyak dari biasanya.
Situasi itu membuat mereka kelelahan, diperburuk dengan tidak adanya kenaikan upah untuk mengapresiasi kerja keras mereka. Mogok kerja tersebut pun berdampak pada seluruh prosedur operasi dan rawat jalan yang terpaksa dijadwalkan ulang.
Terkait kekacauan ini, baik pihak RS Sinai dan Montefiore Medical Center pun buka suara. Secara terpisah, pihak RS Sinai mengaku telah menawarkan kenaikan upah gabungan sebesar 19,1 persen kepada para perawat.
Begitu pula dengan Montefiore Medical Center, pihaknya mengatakan berkomitmen untuk mengadakan lebih dari 170 lowongan untuk perawat baru.
“Kami tetap berkomitmen untuk memberikan perawatan tanpa batas dan penuh kasih sayang, mengakui bahwa keputusan pimpinan serikat pekerja akan memicu ketakutan dan ketidakpastian di seluruh komunitas kami,” bunyi keterangan Montefiore Medical Center, seperti dikutip dari Reuters.
Ketegangan antara para tenaga kesehatan dan perekrut mereka sudah berlangsung sejak pandemi COVID-19 yang diperburuk dengan musim flu di tahun ini.
Banyaknya jumlah pasien telah membebani sektor fasilitas kesehatan di penjuru kota terpadat di Amerika Serikat itu.

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
5PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles