Amerika Serikat akan mengirimkan bantuan militer baru untuk Ukraina senilai USD 2 miliar (Rp 30,5 triliun).
Pengumuman ini disampaikan oleh Washington sehari menjelang peringatan satu tahun sejak Rusia meluncurkan operasi militer khususnya di Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
Kepada CNN, penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan bahwa langkah tersebut diambil sesuai dengan komitmen AS dalam mendukung Ukraina secara penuh melawan pasukan Rusia.
“Hari ini, Amerika Serikat mengumumkan bantuan keamanan senilai USD 2 miliar untuk Ukraina,” kata Sullivan, pada Kamis (23/2) malam waktu setempat.
Namun, dia tidak merinci apa jenis persenjataan dan apa saja yang tercakup dalam bantuan militer tersebut.
Secara terpisah, seorang sumber kepada Bloomberg mengungkapkan bahwa paket bantuan terbaru itu bersifat lebih masif dibandingkan paket-paket bantuan militer sebelumnya yang diberikan guna membantu pertahanan Ukraina.
Ketika Sullivan menemani Presiden Joe Biden dalam lawatan mendadak nan rahasia ke Kiev pada Senin (20/2), dia mengatakan bahwa para otoritas AS bersama Presiden Volodymyr Zelensky membahas apa saja yang dibutuhkan Ukraina agar bisa menang melawan Rusia.
Sullivan menerangkan, ketika dia berada di Kiev, Biden telah menyampaikan kepada Zelensky bahwa akan lebih banyak pasokan artileri, amunisi, dan sistem rudal ganda canggih HIMARS yang akan dipersiapkan.
Semua pasokan tambahan persenjataan ini belum termasuk pengiriman kendaraan berat lapis baja seperti tank dan sistem pertahanan udara Patriot.
Selain itu, juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, pada Kamis (23/2) mengatakan bahwa pemerintah Washington hendak mengumumkan sanksi tambahan kepada entitas-entitas Rusia, termasuk yang berkaitan dengan sektor ekonomi dan sektor pertahanan.
Pemberian sanksi tambahan ini akan dibahas dalam pertemuan negara-negara kaya anggota G7 dan didukung oleh Uni Eropa yang secara terpisah juga sedang mempersiapkan pemberian paket sanksi ke-10 kepada Rusia.