27.3 C
Jakarta
Jumat, Juni 2, 2023

Populer: Jokowi Sebut Pemimpin Baik Berambut Putih; Kondisi Jasad di Kalideres

Sejumlah peristiwa penting dan menarik menjadi berita populer pada Sabtu (26/11). Mulai dari Jokowi sebut pemimpin merakyat rambutnya putih hingga Wendy Walters senang berpisah dengan Reza Arap.
Bagi Anda yang tak sempat mengikuti perkembangan berita terkini di hari kemarin, kumparan merangkum lima berita populer berikut. Apa saja?
Presiden Jokowi berbicara mengenai ciri-ciri calon pemimpin yang memikirkan rakyatnya. Menurutnya, sosok pemimpin yang tepat bisa terlihat dari penampilannya.
Ia menuturkan, pemimpin yang benar-benar memikirkan rakyat, biasanya ada kerutan di raut wajahnya, bahkan rambutnya sampai berwarna putih semua.
“Perlu saya sampaikan pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya itu kelihatan, dari penampilannya itu kelihatan, banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat, ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua ada, ada itu” kata Jokowi saat bertemu relawannya dan pembagian bantuan untuk korban gempa Cianjur dalam acara Gerakan Nusantara Bersatu di GBK, Senayan, Sabtu (26/11).
Polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus penemuan jasad sekeluarga dalam rumah di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Terbaru, polisi mengungkap posisi penemuan jasad korban.
Satu keluarga yang ditemukan tewas itu bernama Rudyanto Gunawan (71) yang merupakan kepala rumah tangga, kemudian istrinya K. Margaretha Gunawan (68), anaknya Dian (42), serta adik ipar Rudiyanto, Budyanto Gunawan (68).
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan, posisi Dian saat ditemukan berada dalam satu ruangan dengan ibunya Margaretha.
“Jenazah Dian ada di sebelahnya (Margaretha) sambil memeluk guling. Dan kamar di kunci dari dalam,” kata Hengki kepada wartawan, Sabtu (26/11).
Selain itu, jasad Margaretha saat ditemukan dalam kondisi yang terawat. Hengki menduga, jasad Margaretha itu masih dirawat oleh Dian sebelum meninggal.
Reza Arap dan Wendy Walters telah menjalani mediasi di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, kemarin, Jumat (25/11). Mediasi dinyatakan gagal dan keduanya sepakat untuk berpisah.
Usai menghadiri sidang cerai, Wendy Walters terlihat mencurahkan isi hatinya melalui cuitan di akun Twitter-nya. Ia seolah mengisyaratkan sudah tidak sabar untuk bercerai dari Reza Arap.
“Tinggal beberapa langkah lagi, kesabaran akan segera terbayar 🧘🏻‍♀️✨,” cuit Wendy Walters dalam bahasa Inggris.
Cuitan Wendy Walters tersebut ditanggapi oleh salah seorang netizen. Dia memberi semangat dan meminta Wendy Walters untuk menangis jika memang ingin menangis.
“Semangat ya, nangis aja sepuas kamu abis itu bangkit lagi,” tulis pemilik akun @Nhsptri_.
Wendy Walters pun langsung membalas tanggapan tersebut. Ia mengucap terima kasih atas perhatian yang ditujukan kepadanya. Dia juga mengatakan tidak akan menangis lagi karena dirinya telah bahagia dengan pilihannya saat ini.
“Hahaha thankyouu tp ku ga mau nangis lagi kok orang sekarang happy gini!,” balas Wendy Walters.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut sosok Ismail Bolong sedang dicari oleh kepolisian. Pihak Mabes Polri bahkan ikut turun tangan melakukan pencarian.
Ismail Bolong sekarang tentunya tim yang mencari baik dari Kaltim ataupun dari Mabes, ditunggu saja,” kata Sigit kepada wartawan di GBK, Jakarta Pusat, Sabtu (26/11).
“Tentunya proses pencarian kan itu strategi dari kepolisian ada, panggilan ada juga,” sambungnya.
Ismail Bolong ialah mantan anggota Polri di Polresta Samarinda, Kalimantan Timur. Beberapa waktu lalu, video pengakuannya soal dugaan soal tambang ilegal dan dugaan setoran ke sejumlah pejabat Polri sempat ramai. Meski belakangan ia meralat pernyataannya tersebut.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengklarifikasi pernyataannya terkait “BPJS bagi orang kaya” dalam RDP bersama Komisi IX DPR pada Selasa (22/11) lalu. Menurut dia, pernyataan tersebut bukan berarti meminta BPJS Kesehatan untuk tidak melayani ataupun melayani kebutuhan masyarakat yang tergolong kaya.
Melainkan pemerintah bersama dengan BPJS memiliki prioritas untuk menanggung biaya layanan tambahan bagi masyarakat yang tergolong miskin, dalam situasi yang memang benar-benar membutuhkan.
Menkes Budi mencontohkan dalam mengakses obat-obatan generik misalnya, masyarakat yang dirasa masih mampu tetap dapat ditanggung oleh BPJS. Namun, jika yang ingin diakses merupakan pengobatan non-generik maka kebutuhannya tidak ditanggung oleh negara lagi.
“Karena non-generik harus bayar sendiri, di situ yang harus kita jaga keadilannya. Kalau yang miskin benar-benar perlu untuk dibayarkan negara,” pungkasnya seperti dikutip dari Antara, Sabtu (26/11).

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
5PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles