Perempuan berinisial A yang merupakan kekasih dari Mario Dandy Satriyo mengaku tidak tahu menahu masalah rencana penganiayaan yang bakal dilakukan terhadap David.
Hal ini diungkapkan melalui kuasa hukumnya, Mangatta Toding Allo. Menurut dia, saat dijemput oleh Mario dan rekannya Shane Luka, A baru saja pulang dari sekolah.
“Waktu itu saksi anak ini lagi di sekolah, sudah pulang sekolah, si tersangka ini harusnya magang, dia akhirnya menjemput AG, layaknya orang pacaran seperti biasa,” ujar Mangatta kepada wartawan di Mapolres Jaksel, Jumat (24/2).
Saat itu, lanjut Mangatta, A juga memang ingin mengembalikan kartu pelajar David yang berada pada dirinya. Sehingga, dia pun menghubungi David.
Setelah menemui David, A pun langsung menyerahkannya. Namun di sana, David malah dianiaya oleh Mario, bahkan direkam oleh Shane.
Hal tersebut, kata Mangatta, dilakukan mereka tanpa sepengetahuan A. Tak ada niatan sama sekali dari A mengundang David untuk dipukuli Mario.
“Hal ini juga bisa dikonfrontir ke saksinya atau tersangka S yang baru ditetapkan tadi bahwa ini semua serba mendadak. Tidak ada niatan untuk misalnya memprovokasi atau menggiring itu ke sana,” katanya.
David dianiaya oleh Mario pada Senin (20/2) sekitar pukul 21.00 WIB. Akibatnya, David tak sadarkan diri hingga mesti menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta Selatan.
Penganiyaan itu dilakukan Mario setelah mendapat informasi seorang perempuan berinisial APA bahwa A mendapat perlakuan tak menyenangkan dari David. A merupakan kekasih Mario yang sebelumnya berpacaran dengan David.
Dalam perkara ini, polisi telah menetapkan Mario dan Shane itu sebagai tersangka. Mereka dijerat Pasal 76c Juncto Pasal 80 UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman pidana maksimal lima tahun.
Sementara khusus untuk Mario polisi mensubsiderkan dengan Pasal 351 Ayat 2 KUHP dengan ancaman pidana lima tahun penjara.
