Bank Sentral Eropa dan Inggris kompak menaikkan suku bunga nya masing-masing sebesar 50 basis poin (bps), Kamis (15/12). Hal tersebut diambil sebagai respons terhadap masih tingginya angka inflasi .
Kenaikan kedua bank sentral ini mengikuti bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, yang kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 bps menjadi kisaran target 4,25 persen hingga 4,5 persen pada Rabu (14/12).
Mengutip Reuters, Kamis (15/12), Bank Sentral Eropa (ECB) memilih untuk menaikkan suku bunganya dari 1,5 persen menjadi 2 persen. Kenaikan 50 bps itu merupakan kenaikan suku bunga keempat yang dilakukan ECB di tahun ini.
“Dewan Pemerintah menilai bahwa suku bunga masih harus naik secara signifikan dengan kecepatan tetap untuk mencapai tingkat yang cukup ketat untuk memastikan pengembalian inflasi tepat waktu ke target jangka menengah 2 persen,” kata ECB dalam sebuah pernyataan.
Adapun ECB memproyeksi tingkat inflasi di Eropa masih tetap naik secara signifikan di atas 2 persen hingga 2025. Di mana saat ini, inflasi rata-rata Eropa mencapai 8,4 persen di 2022.
ECB menargetkan inflasi bisa berangsur turun di level 3,4 persen di 2023, 2,3 persen di 2024, dan 2,3 persen di 2025. Pihaknya juga mengatakan, potensi resesi di Eropa ‘relatif pendek dan dangkal’.
Bank of England (BoE) juga ikut menaikkan suku bunga utamanya sebesar 50 bps, Kamis (15/12). Hal ini mengisyaratkan bahwa pengetatan lebih lanjut akan diperlukan untuk mengendalikan inflasi.
Komite kebijakan moneter Inggris sepakat menaikkan suku bunga Inggris menjadi 3,5 persen. Kenaikan tersebut menandai perlambatan dari kenaikan 75 basis poin di bulan November 2022.
Adapun inflasi di Inggris juga tercatat masih tinggi, meski melambat di November 2022 yakni di level 10,7 persen.
