Kuasa hukum Kuat Ma'ruf mempertanyakan penjelasan ahli poligraf, Kaur Bidang Komputer Forensik Puslabfor Polri Aji Febriyanto Ar-rosyid. Hal yang dipertanyakan terkait dengan akurasi dari hasil tes kejujuran dengan poligraf tersebut.
Dalam penjelasannya, Aji mengungkapkan tes tersebut akurat 93 persen. Kuasa hukum Kuat kemudian menanyakan, sisa 7 persennya mengapa tak akurat.
“Menarik mengenai yang kualitas keakuratan yang 93 persen, nah berarti kan ada kemungkinan tidak akurat 7 persen, kalau boleh saya simpulkan begitu. Apa yang bisa menyebabkan ketidakakuratan yang 7 persen itu?” tanya kuasa hukum Kuat dalam lanjutan persidangan kasus pembunuhan Yosua, Rabu (14/12).
Aji nampak belum dapat memahami pertanyaan kuasa hukum Kuat tersebut.
“Tidak akurat 7 persen?” tanya ahli.
“Tadi kan pertanyaannya, keakuratan tes poligraf itu 93 persen berarti kan 7 persen tidak akurat, nah apa yang bisa menyebabkan 7 persen itu, faktor yang 7 persen itu tidak akurat?” tanya kuasa hukum Kuat lagi.
Jawaban tidak tahu tersebut membuat kuasa hukum Kuat bingung. Dia pun kembali mengulang pertanyaannya.
“Lah, tadi Saudara menyatakan tadi kan sudah ditanya keakuratan itu 93 persen, bukan 100 persen. Kalau 100 saya tidak bertanya,” kata kuasa hukum Kuat.
“100 persen cuma milik Allah SWT,” jawab Aji.
“Bukan, maksud saya begini, yang 7 persen itu kan jadi tidak akurat, nah yang 7 persen tidak akurat ini apa penyebabnya?” tanya kuasa hukum Kuat lagi.
“Penyebabnya?” jawab Aji.
Karena pertanyaan tersebut tak kunjung lancar dijawab, hakim pun menengahi. Hakim mempertanyakan, apakah Aji tahu jawaban dari pertanyaan kuasa hukum Kuat atau tidak.
“Gini Saudara saksi, apakah Saudara bisa menjawab pertanyaan? kalau tidak bisa menjawab sampaikan tidak bisa menjawab,” kata hakim.
“Tidak bisa Yang Mulia,” jawab Aji.
Adapun dalam tes poligraf, Kuat terindikasi jujur dan tidak jujur dalam dua kali pemeriksaan berbeda. Hasil dari dua pemeriksaan itu ialah plus 9 untuk tes pertama. Serta minus 13 untuk tes yang kedua.
Dalam tes pertama pada 5 September 2022, Kuat ditanya 'Apakah kamu memergoki persetubuhan Ibu Putri dengan Yosua?'. Atas pertanyaan itu, Kuat menjawab 'tidak'. Jawaban itu dinilai mengindikasikan jujur.
Sementara dalam tes kedua pada 9 September 2022, Kuat ditanya, 'Apakah melihat Sambo menembak Yosua?'. Kuat menjawab, 'tidak'. Jawaban itu terindikasi tidak jujur.
“Saya sudah jujur tidak melihat, tapi di poligraf kok [dibilang] masih berbohong,” kata Kuat sambil tersenyum. Pernyataannya itu membuat hakim serta pengacara Kuat tertawa.