Mengutip Buku Saku Produk Halal oleh Anna Priangani Roswiem (2015:1), dalam Islam, makanan atau minuman yang dikonsumsi mempersyaratkan dua hal, yaitu “halal” dan “thayyib”, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt., “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu,” (QS al-Baqarah [2] : 168). Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa umat Islam dilarang makan makanan haram.
Pelarangan ini membuat umat Islam anti terhadap makanan haram. Bahkan mereka sering menghindari segala makanan yang dapat berpotensi menjadi haram. Hal ini pun kerap menimbulkan pertentangan dengan umat lain yang memiliki pandangan berbeda terhadap makanan. Jika hal tersebut terjadi kepada kalian, maka apa pendapat kalian bila ada teman anti terhadap makanan haram?
Sudah seharusnya kita menghargai keyakinan orang lain, termasuk keyakinan tentang makanan haram menurut ajaran agamanya. Kita tidak boleh memaksa mereka untuk makan makanan tersebut. Kita juga tidak boleh berbohong kepada mereka terhadap makanan yang akan dikonsumsi bila ternyata makanan tersebut haram dalam ajaran mereka.
Selain itu, sebaiknya kita menyarankan kepada teman kita mana saja makanan halal yang bisa dikonsumsi. Bila kita tidak tahu apa saja yang disebut sebagai makanan halal, maka kita bisa bertanya dengan sopan kepada mereka.
Itulah referensi jawaban “bagaimana pendapat kalian bila ada teman anti terhadap makanan haram?”. Semoga bisa menambah pemahaman kita untuk saling menghargai orang lain. (LOV)