Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berupaya untuk menjaga stabilitas harga pangan untuk mengendalikan inflasi . Pandemi COVID-19 yang belum hilang memberikan tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tetapi juga menjaga angka inflasi.
“Dari segi harga memang relatif terkendali, meskipun ada sedikit kenaikan harga terutama untuk sayur, bahan kebutuhan pokok relatif ada kenaikan seribu sampai dua ribu rupiah. Pada prinsipnya, bahwa untuk harga kebutuhan pokok masih terkendali di Kota Jogja,” ujar Pj Wali Kota Yogyakarta, Sumadi, saat meninjau Pasar Kranggan, Beringharjo, dan Demangan, Kamis (17/11/2022).
Ia pun mengajak semua pihak termasuk masyarakat untuk menjaga kestabilan harga pangan. Pemerintah pun berupaya untuk melakukan penataan pasar tradisional agar terjangkau untuk masyarakat.
“Di jogja ini ada 28 pasar tradisional yang terdiri dari 14 ribu pedagang. (tinggal) Bagaimana kita berkomitmen untuk jaga kestabilan harga di Jogja untuk jaga inflasi tetep terkendali,” ujarnya.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengungkapkan ada berbagai faktor yang memengaruhi harga pangan di Yogyakarta. Tak hanya karena permintaan dan stok saja, tetapi juga ongkos kirim (ongkir) dan musim.
Untuk meringankan beban para pedagang, pemerintah siap untuk membantu dalam hal ongkir. Sehingga, harga yang ditetapkan dari distributor tidak terlalu tinggi.
“Kami akan bantu distributor untuk kami nanti di biaya transport. Jadi biaya transport dari Pemda tidak masuk hitungan harga distributor untuk dijual ke pedagang di pasar,” tegasnya.
Ongkir menjadi salah satu komponen yang dimasukkan ke dalam harga barang. Harapannya, dengan bantuan ongkir dari pemerintah ini, harga pangan di Yogyakarta bisa stabil dan inflasi akan menurun.
Saat disinggung stok pangan di akhir tahun, Sultan HB X mengungkapkan bahwa tidak ada permasalahan. Berdasarkan pengamatannya, meskipun ada kenaikan harga tetapi tidak membuat pangan menjadi langka.
“Saya kira (stok pangan jelang akhir tahun) dari kondisi di pasar itu saya kira kami tidak ada masalah. Biasanya musim hujan gini kan tidak mungkin nanam cabe, brambang, jadi agak naik sedikit. Yang penting stok ketersediaan, jangan sampai ada kelangkaan. Yang penting itu,” tegasnya.