Puluhan orang tua siswa SDN Pondok Cina 1 mendatangi Kantor DPRD Kota Depok . Kedatangan tersebut untuk meminta anggota dewan agar memfasilitasi rencana relokasi SDN Pondok Cina 1 yang disebut tidak terbuka kepada orang tua siswa.
Salah satu orang tua siswa, Tria mengatakan, kedatangan mereka merupakan tindak lanjut dari anggota DPRD Kota Depok yang menemui orang tua siswa di SDN Pondok Cina 1, Kamis kemarin. Masih ada orang tua siswa yang tidak mendapatkan pemberitahuan secara langsung terkait relokasi sekolah.
“Kami secara resmi mendatangi, untuk mengadukan relokasi sekolah ke DPRD Kota Depok,” ujar Tria, Jumat (11/11).
Tria mengungkapkan, Dinas Pendidikan Kota Depok dinilai tidak terbuka menyampaikan rencana relokasi sekolah. Bahkan saat ini pembelajaran SDN Pondok Cina 1 dilakukan secara online dan banyak orang tua siswa yang tidak mengetahui.
“Kami sempat mempertanyakan kenapa online belajarnya, tapi pihak sekolah bilang bahwa sekolah akan direlokasi,” ungkap Tria.
SDN Pondok Cina 1 akan direlokasi dan siswa dipindahkan ke SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5. Namun rencana pemindahan tersebut tidak diberi tahu secara terbuka dan tanpa melakukan pertemuan dengan seluruh orang tua siswa.
“Kami diberikan (mengetahui) melalui medsos dan sejumlah pemberitaan media online,” kata Anita.
Anita mengungkapkan, cara yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Depok dinilai salah karena tidak sesuai prosedur yang baik. Untuk itu, pihaknya meminta DPRD Kota Depok memfasilitasi orang tua siswa untuk mendapatkan kejelasan dari dinas pendidikan tentang relokasi sekolah.
“Kami minta DPRD Kota Depok membantu kami bertemu dengan Dinas Pendidikan Kota Depok,” ungkap Anita.
Anita menambahkan, mereka tidak menghalangi rencana relokasi dan menjadikan lahan sekolah tersebut sebagai masjid. Orang tua siswa hanya meminta sebelum relokasi sekolah, dinas pendidikan membangun gedung sekolah baru untuk siswa SDN Pondok Cina 1.
“Jadi bangun dulu sekolah yang baru, setelah itu silakan relokasi sekolah, jangan anak kami digabung dengan sekolah lain,” tutup Anita.
