24.9 C
Jakarta
Kamis, Maret 30, 2023

Nestapa Korban Kebakaran Depo Plumpang: Tabungan Haji Hangus; Terserang ISPA

Endang salah satu keluarga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jakarta Utara mendatangi RS Polri Kramat Jati. Ia datang untuk menyerahkan data kepada tim DVI Ante Mortem DVI RS Polri untuk mengidentifikasi ibunya.
Ibu Endang, Iriana, ditemukan tewas usai kebakaran yang turut menghanguskan rumahnya itu. Jasad wanita 65 tahun itu ditemukan tim SAR di lokasi kebakaran. Almarhum lalu dibawa ke RS Polri untuk identifikasi.
“Tadi sudah diminta syarat-syarat data orang tua saya maksudnya buat dibikin data-data forensiknya,” kata Endang di RS Polri, Minggu (5/3).
Endang menuturkan selain dari data-data fisik seperti KTP dan foto, tim DVI juga meminta sampel dari mulut atau odontologi.
Endang datang ke RS Polri dengan didampingi istrinya, Sulistiyawati (44). Ia menuturkan kebakaran tidak hanya merenggut nyawa ibunya, tapi tabungan ratusan juta untuk biaya haji juga ikut ludes terbakar.
“Duit Rp 120 juta di kaleng sama emas belum ketemu, ada kalung, ada cincin, tapi enggak tahu, enggak ada,” kata Sulistiyawati.
“Tabungan buat Haji. Katanya kan habis COVID haji naik, gitu. Jadi mama saya nabung,” kata dia lirih.
Sulistiyawati menuturkan uang tersebut dikumpulkan oleh almarhum ibunya dari uang kontrakan. Namun, kini sumber penghasilan keluarga tersebut malah hangus terbakar.
Keluarga Endang merupakan satu dari ratusan orang yang terpaksa mengungsi karena kebakaran tersebut. BNPB mengatakan ada dua lokasi pengungsian bagi korban terdampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang yakni di kantor PMI Jakut dan RPTRA Rasella.
“Hasil pemutakhiran data per Sabtu (4/3) malam pukul 22.23 WIB, seluruh pengungsi tersebut terbagi di dua titik, yakni 71 orang di Kantor PMI Jakarta Utara dan 226 lainnya di RPTRA Rasella,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya Minggu (5/3).
Para korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang mengungsi di Posko PMI Jakarta Utara mulai mengalami sejumlah penyakit. Salah satu yang banyak dialami pengungsi, yakni sesak napas atau ISPA.
Kepala Markas PMI Jakarta Utara Nur Hasanudin mengatakan, kebanyakan pengungsi yang mengalami gejala sesak napas berasal dari kalangan lansia.
“Ini sebenarnya kalau bicara cuaca ya, hari ini kan hujan entar panas ya terus rentan terhadap usia-usia lansia, di tempat penampungan yang kita upayakan sebersih mungkin tapi tetap saja, udara tidak bisa kita lawan kondisi di luar itu,” kata Hasanudin di lokasi, Minggu (5/3).
“Makanya sesak napas, demam, itu mereka kan juga bawa penyakit komorbid ya dari rumah sebelum ada bencana ini mereka sudah punya penyakit bawaan. Ditambah lagi mereka di tempat bencana seperti ini ya akhirnya sesekali mereka mengalami ISPA,” tambahnya.
Hasanudin berjanji akan terus mengupayakan pelayanan kesehatan terhadap para pengungsi. Pemberian obat-obatan hingga rekomendasi rujukan juga disiapkan.
Peristiwa kebakaran tersebut membuat Menteri BUMN berencana melakukan penataan ulang zona pemukiman warga yang berdekatan dengan Depo Pertamina Plumpang. Namun rupanya tidak semua warga sepakat dengan rencana itu.
“Saya sebenarnya penginnya minta dibangun lagi. Karena itu kan kalau ada tanahnya kan mendingan. Kalau rumah susun kan gak ada tanahnya,” kata Sugiharto, warga RT 06 RW 01 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, kepada kumparan, Minggu (5/3).
“Penginnya dibangun lagi aja, biar ada tanahnya. Ini kan tanah warisan orang tua saya. Jadi sampai adik-adik saya pengin ngejual aja kan saya larang karena itu kan tanah warisan orang tua jangan sampai dijual gitu,” sambungnya.
Meski begitu ada juga yang menyambut baik relokasi itu. Sebab ada trauma yang dirasakan jika tetap tinggal di sana.
“Kalau saya penginnya sih pindah, takutnya kejadiannya berulang lagi, gimana sih ya. Antara bingung lah gitu kalau pindah ya soalnya banyak yang kerja di situ juga, banyak penghasilannya, tukang rongsok,” kata Nur Hasanah (34).
“Takut enggak takut sih sebenarnya, was-was juga takut kejadian kayak gini lagi. Kan sudah 2 kali kejadiannya. Iya, bukan trauma lagi, terngiang-ngiang aja yang pas meledaknya itu,” sambungnya.

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
5PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles