Video sebuah benda bercahaya melintasi Gunung Merapi pada 24 Januari 2023 dini hari viral di media sosial. Publik bertanya-tanya, cahaya apa itu?
Peneliti Pusat Antariksa BRIN Andi Pangerang Hasanuddin mengatakan bahwa objek bercahaya itu adalah satelit Falconsat-3 dengan nomor katalog NORAD 30776U milik Akademi Angkatan Udara Amerika Serikat.
“Secara garis besar baik BRIN, NASA maupun badan antariksa lainnya di seluruh dunia sudah memperkirakan terjadi reentry atau masuknya kembali benda antariksa buatan ke atmosfer bumi yang semula akan diperkirakan masuk pada 21 Januari 2023. Benda antariksa buatan yang dimaksud adalah Falconsat-3,” kata Andi melalui sambungan telepon, Kamis (26/1).
Andi menjelaskan Falconsat-3 merupakan salah satu satelit ukuran sedang yang diluncurkan oleh FalconSAT, program pengembangan satelit yang dilakukan USAFA, Akademi Angkatan Udara Amerika Serikat.
“Falconsat-3 semula dijadwalkan meluncur pada 8 Desember 2006 dari Pangkalan Udara Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Karena berbarengan dengan STS-116 (misi pesawat ulang alik ke Stasiun Antariksa Internasional/ISS), peluncurannya diundur hingga akhirnya diluncurkan pada 9 Maret 2007 pukul 03.10 UT (10.10 WIB) bersama dengan satelit MidSTAR-1,” katanya.
Andi mengatakan Falconsat-3 sudah dinyatakan memasuki atmosfer bumi pada 23 Januari 2023 pukul 18.23 UT atau kalau di Indonesia pada 24 Januari 2023 pukul 01.23 WIB. Satelit yang tampak di atas Merapi itu jatuh di perairan Samudera Hindia dekat Madagaskar.
“Titik jatuhnya ada di titik perairan sebelah timur Madagaskar di Samudera Hindia,” kata Andi.
Lanjutnya, Falconsat-3 diluncurkan menggunakan roket Atlas V, yang semula dioperasikan oleh Lockheed Martin Corp. (LMC), dan saat ini dioperasikan oleh United Launch Alliance (ULAK, perusahaan patungan antara LMC dengan Boeing).
“Jadi memang secara umum misi Falconsat-3 saat ini lebih ke misi untuk riset keantariksaan khususnya terkait dengan gravitasi maupun komunikasi radio,” kata Andi.