Korea Utara baru saja meluncurkan satu rudal balistik ke laut lepas sebelah timur pada Rabu (2/11). Hal tersebut diumumkan oleh militer Korea Selatan.
Dikutip dari Reuters, rudal balistik itu ditembakkan ke arah Pulau Ulleung, Korsel. Penembakan rudal balistik dilakukan setelah Korut mendesak AS dan Korsel menghentikan latihan militer skala besar bersama.
Korut menyebut latihan militer tersebut sebagai provokasi yang dapat menimbulkan “tindakan lanjutan yang lebih kuat” dari Pyongyang.
Media lokal Korsel melaporkan peringatan serangan udara dikeluarkan di sekitar Pulau Ulleung. Seorang juru bicara militer Korsel mengatakan, mereka sedang memeriksa apakah serangan udara tersebut terkait dengan peluncuran rudal.
AS dan Korsel memulai salah satu latihan militer gabungan terbesarnya pada Senin (31/10) dengan ratusan pesawat tempur dari kedua negara melakukan serangan tiruan 24 jam sehari.
Angkatan Udara AS mengatakan, operasi yang diberi nama Vigilant Storm itu akan berlangsung hingga Jumat (4/11) dan akan melibatkan sekitar 240 pesawat tempur yang melakukan sekitar 1.600 serangan mendadak.
Sementara itu, Korut telah melakukan uji coba sejumlah rudal tahun ini dan menyebut serangkaian peluncuran yang dilakukan adalah tanggapan terhadap latihan militer yang dilakukan antara Korsel dengan AS.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Korut mengatakan pihaknya “siap mengambil langkah-langkah penting untuk mempertahankan kedaulatan, keamanan warga, dan integritas teritori dari ancaman militer luar”.
“Jika AS terus bersikeras lewat provokasi militer, DPRK akan mengambil langkah lanjutan keras,” kata mereka.
“Jika AS tidak ingin ada perkembangan serius yang tidak sesuai dengan kepentingan keamanannya, AS harus segera menghentikan latihan perang yang tidak berguna dan tidak efektif. Jika tidak, itu harus sepenuhnya disalahkan atas semua konsekuensinya,” lanjut Korut.