Bermula dari sebuah gerakan, Muhammad Alfatih Timur, tidak pernah menyangka akan kehadiran platform Kitabisa menjadi jembatan bagi banyak program sosial dan bantuan untuk banyak pihak yang membutuhkan.
Muhammad Alfatih Timur adalah seorang Co-founder dan CEO dari Kitabisa . Ia lahir di Bukit Tinggi, 27 Desember 1991. Pada awalnya, ia mulai menghimpun donasi saat masih berstatus mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia.
Pria yang akrab disapa Timmy tersebut rutin menghimpun donasi untuk menolong sesama, mulai dari bantuan untuk pemilik kost yang mengalami musibah hingga galang dana untuk para penderita kanker.
Timmy lulus dari FEB UI dengan menyandang gelar lulusan terbaik untuk kategori pengabdian masyarakat. Ia juga sempat menjadi asisten dari Rhenald Kasali di Rumah Perubahan.
Pada tahun 2013, di bawah bimbingan Rhenald Kasali, ia memulai pembuatan sebuah platform online yang dapat memfasilitasi penggalangan dana secara online. Bersama rekan kuliahnya, Vikra Ijas, ia pun mendirikan Kitabisa.
Pada awal rintisannya, banyak masyarakat yang skeptis akan kehadiran platform tersebut. Terlebih masyarakat mengkhawatirkan adanya penipuan yang berkedok amal yang kemudian menjadi tantangan Timmy untuk meyakinkan masyarakat bahwa Kitabisa dapat menjadi platform yang tepercaya untuk menyumbangkan uang tersebut.
Timmy mencoba berbagai cara agar Kitabisa.com dapat berkembang menjadi lebih baik dan dapat dipercaya masyarakat luas. Bahkan ia rela mengorbankan dana pernikahannya yang tersisa untuk dialokasikan untuk pengembangan situs Kitabisa.
Selain kepercayaan masyarakat, Timmy juga sempat kesulitan dalam mencari investor karena dianggap model bisnis yang dijalankan Timmy tidak akan berlangsung lama. Walaupun demikian, Timmy dan rekannya akhirnya berhasil menemukan investor yang sejalan dengan visi misinya.
Sejak berdiri pada 2013, Kitabisa telah menjadi wadah untuk 6 juta donatur, 100 ribu penggalangan dana, 3 ribu yayasan atau lembaga sosial, serta 250 program CSR. Kitabisa juga telah mengantongi izin dari Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Sosial, Kementerian Informasi dan Komunikasi, Badan Amil Zakat Nasional serta ISO.
Secara operasional, Kitabisa menarik biaya administrasi sebesar 5 persen dari total donasi yang terkumpul, kecuali untuk kategori bencana alam dan zakat.
Berkat kesuksesannya tersebut, Timmy meraih beberapa penghargaan seperti Leadership Conference (WLC) di Singapura pada 2010 hingga 2012, Delegasi Terbaik dalam Parlemen Remaja yang dihelat Sekretaris Jenderal DPR RI di tahun 2011, Figur Penginspirasi Koran Seputar Indonesia di tahun 2013, serta masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2016 untuk kategori wirausaha sosial. Ia juga masuk ke dalam daftar Fortune Indonesia 40 Under 40.