Sebuah jembatan sepanjang sekitar 30 meter di Desa Talagawangi, Kecamatan Pakenjang, Garut, kondisinya begitu memprihatinkan.
Dari foto yang diterima kumparan, terlihat jembatan kayu itu sudah mulai rumpang. Sedangkan, di bawah jembatan arus sungai begitu deras.
Koordinator Operasional Jabar Quick Respons (JQR) Pemprov Jabar, Muhammad Irvan Hilmy, mengatakan jembatan itu sehari-hari digunakan warga yang didominasi petani untuk beraktivitas. Selain itu jembatan tersebut juga merupakan akses bagi pelajar berangkat ke sekolah.
“Jembatan ini vital bagi warga untuk akses warga untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti bekerja mata pencaharian di sana kebanyakan petani, serta akses siswa pergi ke sekolah,” kata dia melalui keterangannya pada Selasa (14/2).
Apabila kondisi sungai sedang meluap karena air hujan, sambung Hilmy, bagian badan jembatan jadi tertutup dan membahayakan warga yang melintas di sana. Pemprov Jabar melalui JQR pun berencana untuk memperbaiki jembatan tersebut.
“Kondisinya sangat mengkhawatirkan, apalagi saat kondisi sungai meluap, badan jembatan tertutup luapan air sungai yang di mana hal itu membahayakan warga jika ingin melintas,” ucap dia.
Selain jembatan, kondisi miris lain terlihat di SDN Cipaku, Desa Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Sukabumi. Sekolah yang terdiri dari tiga ruang kelas dan dibangun sejak tahun 1979 itu, bagian atapnya sudah rawan roboh.
“Itu (sekolah) membahayakan murid maupun guru yang sedang belajar mengajar,” kata Hilmy.
Hilmy menyebut renovasi sekolah di Sukabumi akan dimulai pada bulan Februari 2023 dan diperkirakan selesai pada Maret 2023. Begitupun, jembatan yang ada di Garut akan mulai direnovasi pada Februari 2023.
“Perbaikan jembatan pada tanggal 12 Januari, JQR telah melakukan survei ulang, respons agenda berkoordinasi aparat desa, dengan tokoh masyarakat terkait pembangunan jembatan dan tokoh warga,” kata dia.
