Keputusannya mantan anggota DPRD Bali dua periode ini, cukup mengagetkan masyarakat Klungkung. Sebab, dia dikenal memiliki basis massa yang cukup kuat di Bumi Serombotan Klungkung
Dia membawa langsung surat pengunduran dirinya ke Kantor DPC PDIP Klungkung, dengan mengenakan pakaian adat Bali warna putih-putih, sesuai dengan ciri khasnya, Senin (6/2).
Usai menyampaikan resmi mundur, politisi asal Desa Pikat, Kecamatan Dawan ini, tak menjelaskan secara rinci alasannya.
Dia juga enggan menjelaskan alasan yang selama ini beredar di tengah publik, bahwa dia digadang-gadang akan menjadi bakal calon kuat anggota DPRD Bali dari partai Gerindra.
Mandia ingin tetap menjaga etika komunikasi politik, sebagai salah satu politisi yang dibesarkan PDIP, yang namanya selalu diperhitungkan dalam setiap pelaksanaan pemilu di Klungkung.
Terakhir, dia bertarung dalam Pilkada Klungkung 2018 sebagai calon wakil bupati dari PDIP. “Lihat saja nanti seperti apa perkembangan situasinya,” terang Mandia.
Kasak kusuk seputar pengunduran dirinya ini, sudah lama menjadi bahan diskusi masyarakat. Apalagi, pascaproses pencalegan di internal PDIP, dimana nama besarnya sudah tidak masuk dalam kandidat bakal calon legislatif.
Situasi politik ini pun menjadi perhatian partai politik lainnya, untuk meminangnya agar mau bergabung, seperti Partai Gerindra bentukan Prabowo Subianto.
Isu yang beredar di tengah masyarakat, Gerindra mendekati Mandia setelah melihat pengaruhnya masih cukup kuat, untuk kembali tarung dalam pemilu legislatif 2024.
Karena Mandia sendiri masih memilih diam, saat ditanya seputar isu tersebut.
Isu Mandia masuk Gerindra ini semakin memanaskan persaingan PDIP dengan Gerindra di Klungkung, Bali. Memanasnya persaingan kedua partai besar sudah terjadi, sejak Nyoman Suwirta sebelumnya sudah lebih dulu memutuskan keluar dari Gerindra dan masuk sebagai kader PDIP.
Ketua DPC PDIP Klungkung A.A Gde Anom, saat ditanya seputar pengunduran diri kader seniornya itu, menyampaikan dalam dinamika politik, pengunduran diri kader itu sesuatu yang biasa.
Sebagai partai besar, PDIP adalah rumah besar wadah perjuangan masyarakat yang sangat demokratis. Selain masih konsisten dengan wajah-wajah politisi senior, menjelang pemilu 2024.
PDIP juga cukup banyak kedatangan tokoh-tokoh anyar. Maka, dia memastikan keluarnya Mandia dari garis perjuangan partai berlambang banteng moncong putih ini, tidak akan berpengaruh besar pada kekuatan PDIP Klungkung.
Bahkan, Anom masih bisa optimis, khusus pemilu legislatif DPRD Bali, PDIP Klungkung berpeluang besar sapu bersih tiga kursi DPRD Bali dalam pemilu serentak 2024 nanti.
“Jangankan keluar satu kader, sepuluh kader pun keluar sudah biasa. Kami tetap fokus pada langkah-langkah perjuangan partai,” kata Anom yang juga Ketua DPRD Klungkung ini. (kanalbali/KRI)