26.7 C
Jakarta
Sabtu, April 1, 2023

Investor Was-was Suku Bunga Naik, 2 Indeks Wall Street Melemah

Dua dari tiga indeks saham utama Wall Street turun, sementara imbal hasil Treasury bergerak lebih tinggi. Pergerakan terjadi imbas indikator inflasi baru dari China, Jerman, dan Amerika Serikat (AS) mengindikasikan suku bunga tinggi akan berlaku lebih lama dari yang diharapkan.
Dikutip dari Reuters (2/3), Dow Jones Industrial Average (.DJI) ditutup naik hanya 0,02 persen, sedangkan S&P 500 (.SPX) turun 0,47 persen dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 0,66 persen.
Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur resmi China naik menjadi 52,6 bulan lalu, menandai pertumbuhan tercepat dalam lebih dari satu dekade, dari 50,1 pada Januari.
Di AS, harga bahan baku meningkat bulan lalu, menunjukkan inflasi bisa tetap tinggi setelah harga konsumen dan produsen bulanan melonjak di Januari.
Ditambah lagi, data inflasi dari Jerman mendukung ekspektasi bahwa Bank Sentral Eropa akan mendorong suku bunga lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, sehari setelah angka Februari menunjukkan tekanan harga melonjak lebih dari yang diharapkan di seluruh Prancis dan Spanyol.
Di sisi lain, imbal hasil Treasury AS naik di tengah kekhawatiran suku bunga yang lebih tinggi, dengan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun mencapai 4 persen dan imbal hasil dua tahun di level tertinggi sejak 2007, di 4.889 persen.
Gelombang indikator ekonomi global berikutnya kemungkinan akan menjadi penting karena pasar menilai apakah kenaikan suku bunga di masa depan cukup dihargai.
Direktur Pelaksana di INVICO Asset Management, Bruno Schneller, mengatakan inflasi yang kaku mungkin memaksa bank sentral menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk mencegah kerusakan ekonomi lebih lanjut, meningkatkan risiko resesi yang didorong oleh kebijakan.
Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic pada hari Rabu mempertahankan pandangannya bahwa suku bunga kebijakan bank sentral dapat berhenti dalam kisaran 5,00 persen hingga 5,25 persen .
Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari juga kemungkinan kenaikan suku bunga 25 atau 50 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya pada 21-22 Maret tetap ada, menambahkan bahwa suku bunga pada akhirnya mungkin perlu naik di atas level 5,4 persen.
Indeks dolar turun 0,39 persen, kemudian ekspor minyak mentah AS naik ke rekor tertinggi 5,6 juta barel per hari pekan lalu, menurut data pemerintah. Minyak mentah AS naik 0,9 persen menjadi USD 77,74 per barel dan Brent berada di USD 84,42, naik 1,16 persen pada hari ini

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
5PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles