30.2 C
Jakarta
Selasa, Maret 28, 2023

Ingin Kantin Sehat dan Anak Bebas Diabetes, Nina Berkirim Surat ke Jokowi

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) baru saja merilis data yang menunjukkan bahwa prevalensi anak penderita diabetes meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023 dibanding 2010. Selain itu, Direktur Utama Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ali Ghufron juga mengatakan pasien anak yang menderita diabetes meningkat sekitar 1.000 kasus pada 2022 dibandingkan 2018. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, bahwa anak-anak telah mengadopsi pola hidup tidak sehat, salah satunya akibat konsumsi makanan berkandungan gula tinggi.
Kantin sekolah selama ini diketahui banyak menyediakan makanan manis dan minuman sasetan yang begitu mudah dijangkau. Kondisi ini mendorong Aeshnina Azzahra Aqilani, co-captain Rivers Warrior untuk menuliskan surat dan mengirimkan langsung ke Presiden Jokowi dan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta.
“Sebelumnya saya sudah berkirim surat kepada Presiden namun belum ada respons, maka pada hari Selasa (7/2) saya kirim langsung surat permohonan tentang kantin sehat ke Jakarta,” ungkap remaja yang kerap disapa Nina ini, Rabu (8/2).
Selain mendesaknya problem makanan dan minuman manis yang masif beredar di sekolah, ada faktor lain yang mendorong Nina langsung ke Jakarta menyampaikan usulan Kantin Sehat adalah dukungan 22.109 orang dalam petisi yang di Nina buat di Platform change.org.
Petisi yang dimulai sejak dua tahun lalu saat Nina masih bersekolah di SMPN 32 Gresik.
“Sejak 2021 saya telah membuat petisi meminta Menteri Pendidikan untuk membuat peraturan mewajibkan kantin sekolah bebas plastik dan telah ditandatangani lebih dari 22.000 orang “ ujar siswi Madrasah Aliyah Bilingual Pesantren Al Amanah Sidoarjo.
Menurut Nina, kantin sekolah harus menyediakan makanan sehat alami yang tidak dikemas plastik, melarang makanan minuman saset yang bergizi rendah dan mengandung bahan tambahan kimia yang membahayakan kesehatan anak. Setiap sekolah harus menegakkan larangan plastik sekali pakai dan mewajibkan semua warga sekolah pilah sampah, menyediakan sarana tempat pengumpulan sampah terpilah serta mengolah sampah organik menjadi kompos dan ekoenzim di lingkungan sekolah.
“Dalam plastik sekali pakai banyak tersusun atas polimer-polimer plastik dalam kategori senyawa pengganggu hormon seperti phtalat yang membuat plastik jadi lentur. Namun efek dari phtalat bagi kesehatan manusia sangat berbahaya karena dapat mengganggu hormon tubuh seperti menyebabkan diabetes mellitus, bisa jadi diabetes mellitus yang banyak diderita anak-anak Indonesia karena sering makan makanan dibungkus dalam plastik,” ungkap Nina.
Nina juga menjelaskan bahwa saat ini banyak sampah plastik di sekolah yang dibakar sehingga berdampak pada kesehatan lingkungan. Selain itu Nina pernah melakukan penelitian dengan membelah lambung ikan-ikan yang ada di Kali Surabaya dan menemukan semua ikan yang diteliti terdapat mikroplastik dalam lambung ikan.
“Ikan-ikan di sungai Surabaya tercemar mikroplastik dari aktivitas limbah pabrik dan sampah plastik yang dibuang ke sungai. Sampah plastiknya terpecah menjadi serpihan di bawah 5 mm yang disebut mikroplastik, padahal air sungainya digunakan untuk PDAM,” tandasnya.
Nina pun berkirim surat langsung ke Jakarta. Menempuh perjalanan sekitar 1 jam dengan pesawat, Nina terbang Ke Jakarta pada Selasa (7/2).
Pada Selasa (7/2) sore Nina mengirimkan surat kepada Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Gedung Utama Manggala Wanabakti, Gd. Pusat Kehutanan, Senayan, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Selanjutnya Nina menuju ke Kantor Menteri Sekretariat negara di Jl. Veteran, Gambir.
“Sebagai anak muda saya mengingatkan kepada Presiden dan Menteri Lingkungan Hidup bahwa kondisi lingkungan Indonesia saat ini darurat sampah plastik. Sampah plastik ditemukan mencemari hutan pegunungan sampai di dasar lautan dan mikroplastik telah masuk ke tubuh manusia,” ujar Nina.
Dalam Suratnya Nina meminta Presiden dan Menteri Lingkungan berisi uneg-uneg berikut ini:
1. Meminta perhatian serius Pemerintah untuk memulihkan dan mencegah pencemaran plastik yang mengancam kesehatan dan kelangsungan kehidupan anak Indonesia.
2. Mengusulkan untuk mencanangkan gerakan nasional sekolah bebas saset dan kantin sehat, yang menerapkan 5R (Refuse, Reduce, Reuse, Repurpose, Recycle).
3. Mewujudkan kantin sehat yang menyediakan makanan sehat sehingga menghindarkan anak-anak Indonesia dari makanan yang berpengawet, mengandung perasa dan pemanis buatan yang mendorong anak-anak mengidap diabetes mellitus dan seluruh anak Indonesia agar terbebas dari pencemaran racun plastik dan mikroplastik.

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
5PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles