Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) diprediksi menguat terbatas menuju kisaran 6.867-6.892 pada perdagangan Rabu (1/2). Pada perdagangan Selasa (31/1) IHSG ditutup melemah 0.48 persen di level 6.839,342.
Analis Bina Artha Sekuritas, Ivan Rosanova, mengatakan masih IHSG berpeluang melanjutkan pembentukan wave b dengan potensi penurunan terdekat di 6.790 apabila IHSG masih di bawah 6.817.
“Level support IHSG berada di 6.815, 6.790, dan 6.745, sementara level resistennya di 6.933, 6.968, dan 7.000. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish,” kata Ivan dalam prediksinya, Rabu (1/2).
“Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bullish. Hold atau buy on weakness pada rentang harga 5.550-5.700 dengan target harga terdekat di 6.150,” ujar Ivan.
Sementara itu, Analisis Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang mengatakan IHSG diprediksi bergerak turun. Pergerakan tersebut dipengaruhi oleh sikap wait and see pelaku pasar jelang rilis pengumuman FOMC pada 2 Februari 2023 dan rilis data inflasi Januari pada Rabu (1/2).
Secara global, sentimen cenderung mixed, setelah IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global di 2.9 persen yoy di 2023, naik 0.2 persen dari proyeksi di Oktober 2022.
“Akan tetapi, angka tersebut melambat dibandingkan perkiraan pertumbuhan 3.4 persen yoy di 2022. IMF juga memperkirakan tren penurunan inflasi di tahun 2023 dibanding 2022 lalu,” kata Alrich.
Alrich mengatakan Harga komoditas terutama coal mengalami penurunan signifikan yang dipicu oleh hasil penelitian yang menunjukkan kenaikan pengoperasian PLTU di Eropa tidak sebesar yang dikhawatirkan.
Saham yang direkomendasikan Alrich yang berpeluang buy on support adalah INDF, ICBP, MAPI dan ERAA dalam beberapa hari ke depan. Alternatif pilihan saham, di antaranya MDKA, ANTM, INCO, INTP dan EXCL.