Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto merespons penggunaan diksi ‘burung hantu’ yang dipakai elite Demokrat sebagai pihak yang disebut ingin menggagalkan koalisi NasDem-Demokrat-PKS.
Belakangan, Demokrat juga menyebut burung hantu itu sebagai invisible power (kekuatan tak terlihat) yang mencoba menggagalkan ketiga partai untuk mengusung Anies Baswedan.
“Kalau kita lihat dari berbagai apa yang ditampilkan, ditangkap oleh media enggak ada invisible power, itu karena di antara tokoh-tokoh partai tersebut belum mengambil kesepakatan,” kata Hasto di Kantor Pusat Muhammadiyah, Selasa (15/11).
Deputi Bappilu Demokrat Kamhar Lakumani sebelumnya menjelaskan, burung hantu yang disampaikan Andi Arief adalah sebuah kekuatan besar.
“Burung hantu yang disampaikan Bang Andi Arief merupakan suatu metafora adanya kekuatan besar yang beroperasi di ruang gelap atau invisible power untuk mengganggu dan menggagalkan ikhtiar membangun ‘Koalisi Perubahan’,” ujar Kamhar.
Ditambahkan Kamhar, burung hantu tersebut beroperasi di ruang gelap, tak mudah mendeteksi namun kerja-kerjanya terasa.
“Operasi ini termanifestasikan dalam berbagai bentuk wujud baik itu yang telah menjadi rumor politik di ruang publik maupun yang belum,” beber Kamhar.
Hingga kini belum ada kesepakatan koalisi resmi dari PKS Demokrat dan NasDem, serta belum ada cawapres resmi pendamping Anies.