MINSEL – Oknum Guru berinisial R (29) yang mencabuli 16 siswa SMP di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara (Sulut), mengaku jika aksinya itu dipicu oleh trauma masa lalu.
Kepada polisi dia menyebut itu sebagai cara mengobati trauma tersebut, bukan untuk memuaskan hasrat seksual.
“Pengakuan pelaku, dia pernah menjadi korban pelecehan seksual guru laki-laki semasa dia masih duduk di SD maupun SMP,” kata Kasat Reskrim Polres Minsel, Iptu Lesly D Lihawa, Selasa (7/2).
Lesly menyebutkan, di hadapan penyidik, pelaku juga mengatakan jika dia untuk memuaskan hasrat seksual tetap dilakukannya dengan perempuan bukan dengan anak-anak laki-laki yang telah menjadi korban perbuatannya.
Tapi, dia juga bersumpah tak pernah melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap anak-anak perempuan atau siswi perempuan di sekolahnya.
Untuk itu, diakui Lesly pihaknya akan menghadirkan psikolog untuk melakukan pendampingan dan mencoba menggali lebih jauh terkait dengan aksi pelecehan seksual tersebut.
“Pernyataan ini (pelaku) harus kami pastikan dengan pemeriksaan Psikologi,” katanya lagi.
Sementara itu, Lesly mengaku saat ini pihak Kepolisian sementara melakukan penyidikan lanjut dan mencari tahu lagi siapa yang menjadi korban dari tersangka, baik di sekolah ataupun di luar sekolah.
“Penyidik dan pekerja sosial dari Dinas Sosial Kabupaten Minahasa Selatan, akan bekerja sama untuk melakukan Assessment Center terhadap anak-anak korban tersebut untuk bisa menghilangkan rasa trauma mereka,” ujar Lesly kembali.
Tamura
