Menurut kuasa hukum Sambo, garis polisi itu sudah tidak ada urgensinya karena perkara pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat juga sudah masuk tahap persidangan.
“Dan di sisi lainnya, demi kepentingan keluarga Terdakwa maka berdasarkan hal tersebut, penasihat hukum sangat berharap agar Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini dapat memerintahkan kepada Kepolisian Republik Indonesia untuk mencabut melepaskan garis polisi atau police line yang terpasang di rumah Kompleks Duren Tiga Nomor 46,” ungkap Arman Hanis selaku kuasa hukum Sambo saat membacakan nota pembelaan.
Permintaan itu, dipertegas Sambo dalam amar permintaannya. Pencabutan police line menjadi salah satu dari sekitar 10 permohonan Sambo.
“Memerintahkan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia, Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia untuk mencabut, melepaskan garis polisi yang terpasang di rumah Terdakwa Ferdy Sambo di Jalan Duren Tiga 46, Jakarta Selatan, melalui Penuntut Umum,” kata Arman lagi.
Pada kesempatan sama, Sambo melalui kuasa hukumnya juga meminta untuk divonis bebas atas segala dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
“Membebaskan Terdakwa Ferdy Sambo dari segala dakwaan atau setidak-tidaknya melepaskan terdakwa Ferdy Sambo dari segala tuntutan hukum,” kata Arman.
“Memulihkan nama baik dan hak terdakwa Ferdy Sambo dalam kemampuan kedudukan, harkat dan martabat, seperti semula,” pungkasnya.
Pembelaan dilakukan Sambo atas tuntutan jaksa yang menjatuhkan tuntutan penjara seumur hidup.
Jaksa meyakini menjadi otak dalam pembunuhan berencana atas Yosua sebagaimana dan melanggar Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
