Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta menyebut kebakaran terjadi sekitar pukul 21.00 WITA. “Sekitar pukul 21.00 Wita kejadiannya, sekarang api sudah berhasil dipadamkan oleh pemadam kebakaran ,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Rabu (09/11).
Diungkapkan kebakaran pertama kali diketahui oleh sejumlah umat Hindu yang tengah melakukan persembahyangan Purnama. Made Sumerta mengungkapkan saat peristiwa itu terjadi ia tak ada di lokasi kejadian.
Menurut dia, atap Meru tumpang berbahan duk (anyaman ijuk) memang memiliki karakter mudah terbakar. “Atapnya memang dari duk, saya kira apapun yang tersambar petir akan terbakar,” ungkapnya. Kerugian dari peristiwa itu ditaksir antara Rp 400-500 juta.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Badung I Wayan Wirya mengatakan, pihaknya menerima laporan kebakaran sekitar pukul 21.00. “Atas laporan tersebut pihaknya kami langsung menugaskan tim di Pos Bali Pecatu Graha dan ITDC untuk memadamkan kobaran api,” jelasnya.
Ia juga menyebut tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun sulitnya lokasi kebakaran menyebabkan penanganan api memakan waktu yang cukup lama. (Kanalbali/WIB)