Bojonegoro – Harga ikan laut di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur sejak sepekan terakhir mengalami kenaikan.
Kenaikan tersebut diduga akibat kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di sebagian pesisir di wilayah Jawa Timur, sehingga menimbulkan gelombang tinggi dan hujan lebat disertai petir. Akibatnya, banyak perahu nelayan yang tidak melaut, sehingga hasil tangkapan ikan para nelayan atau pasokan ikan menurun drastis.
Di pasart tradisional Kota Bojonegoro, harga ikan laut hampir semuanya mengalami kenaikan antara Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram. Kenaikan harga tersebut berdampak pada menurunnya permintaan konsumen, sehingga penjualan para pedagang juga mengalami penurunan.
Salah seorang pedagang ikan laut di Pasar Tradisional Kota Bojonegoro, Ismiati (60), asal Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, menjelaskan bahwa harga ikan laut yang ia jual hampir semuanya mengalami kenaikan.
Untuk ikan tengiri, harga sebelumnya Rp 85 ribu kini naik menjadi Rp 90 ribu per kilogram. Kemudian ikan tuna, semula Rp 45 ribu kini naik menjadi Rp 50 ribu per kilogram. Ikan tongkol semula Rp 40 ribu kini naik menjadi Rp 45 ribu per kilogram. Untuk ikan cumi-cumi besar semula Rp 65 ribu kini naik menjadi Rp 70 ribu per kilogram. Sedangkan untuk kepiting naik Rp10 ribu menjadi Rp 125 ribu per kilogram.
“Selama sepekan ini harga ikan laut rata-rata mengalami kenaikan. Ini mungkin karena nelayan tidak melaut sehingga stok ikan minim,” ujar Ismiati. Selasa (08/11/2022).
Ismiati mengungkapkan bahwa kenaikan harga tersebut berdampak pada omzet penjualan. Menurutnya, sebelum naik, setiap hari omzet penjualannya mencapai sebesar Rp 2 juta, namun kini penjualannya berkurang 50 persen.
“Sepi pembeli. Sehari sekarang penjualan kotor hanya bisa mendapat satu juta rupiah,” kata Ismiati.
Dengan adanya kenaikan harga tersebut, Ismiati mengaku mengurangi jumlah stok ikan yang dijual. Stok ikan laut yang ia jual berasal dari Kabupaten Tuban, sementara untuk ikan air tawar ia peroleh dari Kabupaten Lamongan dan Gresik.
“Dengan kenaikan harga ikan laut ini ya akhirnya mengurangi jumlah kulakan, karena pembeli kadang tidak jadi beli karena harganya mahal,” kata Ismiati.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya memberikan peringatan waspada pasang air laut maksimum di wilayah pesisir Jawa Timur, mulai dari tanggal 8 hingga 12 November 2022. Hal itu berpengaruh terhadap aktivitas para nelayan yang tidak melaut, sehingga mengerek harga ikan di pasaran. (din/imm)
Reporter: Didin Alfian ST
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo
Story ini telah di-publish di: https://beritabojonegoro.com