Lonjakan kasus positif COVID-19 di China , membuat beberapa negara, seperti Korea Selatan dan Jepang mulai memperketat persyaratan masuk bagi turis asal Negeri Tirai Bambu tersebut. Untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 yang dibawa oleh turis asal China, Jepang dan Korea Selatan mengharuskan turis dari negara tersebut untuk menyertakan hasil negatif tes PCR.
Dilansir Reuters, menanggapi kebijakan baru ini, China akhirnya juga “membalas dendam” dengan menangguhkan penerbitan visa jangka pendek di Korea Selatan dan Jepang, mulai Selasa (10/1) lalu. Hal ini dilakukan usai Pemerintah China mengumumkan akan “membalas” negara-negara yang menyertakan persyaratan tes COVID-19 dengan hasil negatif untuk pelancong dari China.
China sebelumnya memang sudah menghentikan kebijakan nol COVID-19 dan wajib karantina untuk kedatangan, serta membuka perbatasannya sejak Minggu (8/1) lalu. Namun, seiring dengan dibukanya perbatasan dan diperlonggarnya aturan pembatasan perjalanan, membuat negara ini menghadapi penyebaran COVID-19 yang tak terkendali di antara 1,4 miliar penduduknya.
Hal ini jugalah yang menimbulkan kekhawatiran negara-negara tetangga dan membuat Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, serta negara lainnya mewajibkan tes COVID-19 dengan hasil negatif untuk para pelancong dari China.
Meskipun saat ini China juga memberlakukan persyaratan yang sama untuk semua kedatangan luar negeri, tetapi juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan bahwa pembatasan masuk untuk turis asal Negeri Tirai Bambu merupakan tindakan “diskriminatif”. Untuk itu, China akhirnya juga mengambil tindakan serupa.
Langkah pertama yang dilakukan China untuk “membalas dendam” adalah dengan menangguhkan pemberian visa jangka pendek untuk turis Korea Selatan.
“Kebijakan ini akan terus dilakukan hingga Korea Selatan “mencabut pembatasan masuk diskriminatif” untuk turis China,” ujar Kedutaan China di Korea Selatan, seperti dikutip dari Reuters.
Langkah serupa juga dilakukan Kedutaan Besar China di Jepang, yang turut menangguhkan penerbitan visa untuk turis Jepang mulai Selasa (10/1). Pihak kedutaan mengatakan bahwa mereka belum tahu hingga kapan penangguhan ini akan dilakukan.
Sebelumnya, Jepang menerbitkan aturan perjalanan baru bagi turis asal China, di mana mereka harus menyertakan hasil negatif tes PCR yang dilakukan kurang dari 72 jam sebelum keberangkatan, serta hasil tes negatif saat tiba di Jepang.
China sendiri saat ini telah berhenti mengumumkan kasus positif harian COVID-19 yang terjadi di negaranya. Mereka hanya melaporkan jumlah kematian sebesar lima atau lebih sedikit dari itu, sejak kebijakan pencabutan perbatasan dilakukan.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang mengatakan bahwa pengumuman itu tidak sesuai dengan peningkatan jumlah permintaan pemakaman yang melonjak. Beberapa negara juga menyuarakan keprihatinannya tentang China yang tidak transparan memberikan data kasus positif dan kematian akibat COVID-19. Sebab, diperkirakan setidaknya ada 1 juta kematian di China yang diakibatkan oleh COVID-19.
Walau demikian, hal ini dibantah oleh Pemerintah China. Mereka mengatakan bahwa kritik tersebut merupakan upaya politik yang dilakukan untuk menodai “keberhasilan” China dalam menangani pandemi, dan menuturkan bahwa setiap mutasi di masa depan akan lebih menular, tetapi tidak berbahaya.
“Sejak wajah itu, China bersikap terbuka dan transparan,” terang Wang.