Dalam proses manufaktur atau pengelolaan produksi, suatu perusahaan perlu menghitung biaya produksi yang dikeluarkan. Cara menghitung biaya produksi terbilang cukup kompleks karena banyak sekali jenis komponen pengeluaran dalam perusahaan manufaktur.
Biaya produksi merupakan komponen yang penting dalam pembuatan laporan keuangan . Hal tersebut dikarenakan pelaporan biaya produksi dapat berguna dalam penghitungan laba rugi perusahaan.
Mengutip dari Jurnal Banque Syar’I Volume 4 Nomor 1 oleh Mukhlishotul Jannah, biaya produksi merupakan biaya-biaya yang digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Lantas, bagaimana cara menghitung biaya produksi? Simak uraian di bawah ini untuk mengetahui jawabannya.
Menurut buku Produk Kreatif dan Kewirausahaan SMK/MAK Kelas XI Semester 2 karya Arif Suharsono, perhitungan biaya produksi mengutamakan tiga hal berikut ini:
Data produksi: Di mana harus dibuat pelaporan mengenai rincian. Jumlah produk yang melalui proses pembuatan, jumlah produk yang telah selesai diproduksi, juga keseluruhan jumlah produk yang dihasilkan dari awal hingga akhir dalam satu periode.
Biaya yang dibebankan: Di mana harus dibuat pelaporan tentang rincian harga satuan per produk/barang yang di dalamnya mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead pabrik.
Perhitungan harga pokok Perhitungan harga pokok: Di mana harus dibuat pelaporan tentang rincian harga pokok saat produk telah selesai diproduksi, dan memasuki departemen produksi, hingga memasuki gudang penempatan produk yang telah selesai diproduksi
Sebagai ilustrasi cara menghitung biaya produksi, berikut disajikan data pengeluaran PT Antara selama satu bulan seperti dihimpun dari laman Gramedia.
PT Antara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi hijab dengan total output sebesar 5.000 unit selama satu bulan.
Produk hijab dari PT Antara ini dipasarkan melalui 3 toko besar dan e-commerce. Berikut adalah data laporan pengeluaran PT Antara selama satu bulan.
Persediaan bahan baku Rp.30.000.000
Bahan baku setengah jadi Rp. 40.000.000
Barang jadi siap dijual Rp. 80.000.000
Pembelian persediaan bahan baku Rp.50.000.000
Biaya pengiriman Rp.5.000.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp.5.000.000
Gaji tenaga kerja langsung Rp. 30.000.000
Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan setengah jadi Rp.30.000.000
Sisa bahan setengah jadi Rp. 5.000.000
Hijab yang siap dijual Rp. 30.000.000
Setelah diketahui data pengeluarannya, selanjutnya bisa dilakukan perhitungan biaya produksi. Berikut adalah tahapan yang dilakukan untuk memperhitungkan biaya produksi tersebut.
Bahan baku yang digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir bahan
= Rp. 30.000.000 + (Rp.50.000.000+Rp. 5.000.000) – Rp.30.000.000
= Rp. 55.000.000
Biaya Produksi = bahan baku + tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik
= Rp.55.000.000 + Rp.30.000.000 + 5.000.000
= Rp.90.000.000
Biaya produksi per unit = biaya produksi : total unit
= Rp. 90.000.000 : 5.000
= 18.000
Harga Pokok Produksi = total biaya produksi + saldo awal persediaan – saldo akhir
= Rp.90.000.000 + Rp. 40.000.000 – Rp.5.000.000
= Rp. 125.000.000
Harga Pokok Penjualan = Harga pokok produksi + persediaan barang awal – persediaan akhir
= Rp. 90.000.000 + Rp. 80.000.000 – Rp.50.000.000
= Rp. 140.000.000
(NDA)