28 C
Jakarta
Minggu, Juni 4, 2023

Budayawan soal Perayaan Imlek Dikaitkan dengan Hujan Tanda Rezeki Berlimpah

Perayaan Imlek tahun 2023 sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab perayaan yang jatuh pada Minggu, 22 Januari kemarin ini tidak disertai dengan guyuran hujan.
Terkait dengan Imlek dan tak ada guyuran hujan, khususnya di kawasan Jabodetabek, apakah tahun Kelinci Air kali ini tidak se-hoki yang sebelumnya?
Budayawan sekaligus Dosen Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Airlangga, Shinta Devi Ika Santhi Rahayu, S.S., M.A, menjelaskan Imlek dikaitkan dengan guyuran hujan itu dilihat dari sejarahnya. Dahulu, perayaan Imlek dilakukan untuk menyambut musim semi.
“Biasanya didahului dengan hujan dan masyarakat bersuka cita. Jadi tradisi ini dahulu dilakukan oleh masyarakat agraris atau petani,” kata Shinta kepada kumparan, Senin (23/1).
“Bagi petani, datangnya hujan sangat menggembirakan karena dapat menyuburkan tanah,” imbuh Shinta.
Shinta menyebut ada banyak filosofi baik lainnya dalam tradisi Imlek, yang disimbolkan oleh beragam kue dan masakan. Di sana ada harapan kebahagiaan, rezeki yang melimpah, kerukunan, kedamaian dan kesuksesan.
“Jadi yang penting adalah berdoa untuk kebaikan bagi semua agar berbahagia,” kata Shinta.
Soal fenomena Imlek tak hujan kali ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Sebab semesta terus berubah, tidak pernah sama.
“Saat ini kondisi semesta sudah berubah, pekerjaan masyarakat juga beragam. Jadi hendaknya tidak berpikir negatif tentang datangnya hujan atau tidak pada saat menjelang Imlek. Berpikir dan berdoa yang positif saja karena ini yang menjadi esensi menyambut Tahun Baru,” jelas Shinta.
Selain hujan, Imlek yang identik dengan warna merah dan emas juga memiliki filosofi masing-masing. “Warna merah identik dengan kebahagiaan, warna emas identik dengan kemakmuran dan kesuksesan,” katanya.
Kata BMKG soal Imlek 2023 yang Panas Terik
BMKG menjelaskan terkait cuaca panas terik saat perayaan Imlek tahun ini, padahal Indonesia sedang berada di puncak musim hujan. Menurut BMKG kondisi yang terjadi pada 22 Januari lalu itu adalah hal yang normal.
“Kondisi cuaca cerah-berawan pada periode puncak musim hujan, dalam hal ini kondisi tanggal 22 Januari 2023 yang bertepatan dengan perayaan hari raya Imlek, merupakan hal yang normal,” jelas Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG saat ditanya kumparan.
Menurut perhitungan BMKG, tanggal 22 Januari 2023 bertepatan dengan Imlek kemarin, wilayah Jakarta dan sekitarnya mengalami cuaca berawan dan tidak tercatat adanya hujan yang turun selama sehari. Hal ini dikarenakan faktor global-regional-lokal yang kurang mendukung terbentuknya awan hujan di Jakarta dan sekitarnya.
Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
Indian Ocean Dipole (IOD) yang merupakan kontribusi uap air dari dinamika di Samudera Hindia tidak terpantau signifikan.
MJO dan gelombang ekuator tidak terpantau aktif.
Monsun Asia dan seruakan dingin Asia tidak intensif.
Dinamika atmosfer pada skala lokal mengindikasikan adanya angin barat daya yang cukup dominan di wilayah Jawa bagian barat. Kondisi ini umumnya menyebabkan hujan terkonsentrasi di Banten dan Bogor, di mana terkait dengan aktivitas mountain breeze yang menyebabkan hujan terbentuk cukup intensif di wilayah muka pegunungan (wilayah bogor dan banten bagian selatan), sebaliknya cukup kering di bagian belakang gunung (Jakarta dan sekitarnya).

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
5PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles