Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengungkapkan, ada 1.290 narapidana kasus terorisme yang telah mengikuti program deradikalisasi.
Delapan persen di antaranya merupakan napiter berstatus residivis. Kemudian kurang 1 persen dari 1.290 napiter yang melakukan aksi bom bunuh diri setelah bebas.
“Kasus bom bunuh diri itu hanya nol koma sekian saja, jadi kecil dan hanya sebagian, segelintir orang, yang pernah terhukum atau terhukum dan terpidana kemudian menjadi pelaku aksi bom bunuh diri,” kata Boy di Polrestabes Bandung pada Kamis (8/12).
Eks Kapolda Papua ini menambahkan, banyak napiter yang telah berikrar diri setia kepada NKRI. Namun ada sebagian kecil yang belum mau berikrar karena masih terikat dengan ideologi yang dianutnya.
“Di dalam LP Nusakambangan saja itu masih ada yang harus ditempatkan di supermaximum security, karena apa? Karena mereka masih belum mau. Ini masalah ideologi, ya,” ucap Boy.
Eks Kadiv Humas Polri ini meminta kepada masyarakat agar bahu-membahu mencegah penyebaran paham radikal yang berujung aksi terorisme di Indonesia.
Dia menegaskan, paham yang dianut mereka tak sejalan dengan karakter masyarakat dan ideologi negara yang mengedepankan gotong royong dan toleransi.
“Kita mengajak semua elemen masyarakat, semua harus kita lawan karena semua bisa terpapar. Lihat yang terpapar itu bukan hanya masyarakat lapis bawah, tapi kaum intelektual juga bisa terpapar, siapa saja bisa menjadi korban kejahatan terorisme, jadi kita harus perang total,” kata dia.
Bom bunuh diri meledak di Polsek Astana Anyar pada Rabu (7/12). Akibat kejadian itu, seorangpolisi tewas dan beberapa orang terluka.
Pelaku bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim tewas dalam kejadian itu.
Agus pernah ditangkap pada tahun 2017 lantaran kasus bom panci Cicendo, Bandung. Ketika itu, pelaku bertugas merakit bom dengan sasaran Kantor Kelurahan Cicendo.
Setelah dipenjara di LP Nusakambangan, pada tahun 2021 Agus bebas bersyarat.
Dia kembali berbaur dengan masyarakat. Namun, polisi menyebut ideologi yang dipahaminya masih tertanam dan sifatnya masih keras hingga akhirnya dia melakukan aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.