27.8 C
Jakarta
Sabtu, April 1, 2023

BEI Harap Bursa Karbon Mulai Aktif di Semester II 2023

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pengembangan bursa karbon bisa rampung tahun ini, lebih tepatnya mulai aktif di semester II 2023. Hal ini menyusul mulai dilakukannya perdagangan karbon subsektor pembangkit listrik.
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis BEI, Ignatius Denny Wicaksono, mengatakan pihaknya masih dalam tahap pengembangan bursa karbon mulai kuartal II dan diperkirakan rampung di kuartal III 2023.
Di sisi lain, Ignatius juga berharap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa segera mengeluarkan lisensi atau izin penyelenggaraan bursa karbon kepada BEI di kuartal III 2023.
“Kita harapkan di kuartal III bisa diselesaikan, dan di kuartal III juga kita harap kita sudah mendapatkan lisensi dari OJK untuk penyelenggara bursa karbon,” ujarnya saat Launching Perdagangan Karbon Subsektor Pembangkit Tenaga Listrik di Kementerian ESDM, Rabu (22/2).
Ignatius melanjutkan, di paruh kedua atau semester II tahun 2023, BEI diharapkan sudah bisa menerima pendaftaran bagi perusahaan yang ingin mengikuti bursa karbon, termasuk pembangkit listrik.
Adapun Kementerian ESDM telah menetapkan nilai Persetujuan Teknis Batas Atas Emisi Pelaku Usaha (PTBAE-PU) kepada 99 unit PLTU batu bara milik 42 perusahaan yang akan menjadi peserta perdagangan karbon dengan total kapasitas terpasang 33.569 MW.
“Kita harap allowance (PTBA-PU) ini kan satu tahun, walaupun di enam bulan pertama mungkin masih dalam persiapan, nanti kita di second half-nya bisa mulai diperdagangkan di bursa karbon,” jelas Ignatius.
Sebelumnya, Kementerian ESDM mencatat ada 99 PLTU dari 42 perusahaan yang mengikuti perdagangan karbon di sektor pembangkit listrik fase pertama mulai tahun ini. Total kapasitas seluruh PLTU mencapai 33.569 megawatt (MW).
Perdagangan karbon subsektor pembangkit listrik di fase pertama baru berlaku untuk unit pembangkit PLTU batu bara yang terhubung ke jaringan tenaga listrik PT PLN (Persero) dengan kapasitas lebih besar atau sama dengan 100 megawatt (MW).
Secara bertahap, perdagangan karbon di subsektor pembangkit tenaga listrik pada fase kedua dan ketiga akan diterapkan pada pembangkit listrik fosil selain PLTU batu bara dan tidak hanya yang terhubung ke jaringan PT PLN (Persero).

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
5PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles