Bencana hidrometeorologi basah, banjir dan longsor melanda wilayah Kabupaten Kupang, Nagekeo dan Belu, pada Sabtu (4/2/23).
Guyuran hujan yang lebat menjadi pemicu terjadinya banjir dan tanah longsor di 3 wilayah kabupaten tersebut.
Dalam rilis Pusdalops PB Provinsi NTT, Minggu (5/2/2023), disebutkan, BPBD Kabupaten Kupang melaporkan sebanyak 470 warga terdampak akibat pemukimannya dilanda banjir.
Selain itu, 1 unit jembatan putus, 1 bendungan dan 2 titik jalan rusak. Namun pihak BPBD belum merinci tingkat dampak kerusakan.
Hingga saat ini, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT dan Kabupaten Kupang, relawan serta instansi terkait lain masih melakukan upaya penanganan darurat, seperti evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar lainnya bagi warga terdampak.
Sementara itu, banjir juga melanda 2 Desa di Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo. Hujan intensitas tinggi turut mengguyur wilayah itu hingga merendam sejumlah rumah warga, satu gedung sekolah dan 66 hektare areal persawahan terendam serta 1 unit jembatan rusak.
Pasca peristiwa itu terjadi pihak BPBD langsung berkoordinasi dengan Dinas PUPR agar dapat mengerakkan alat berat ke lokasi untuk melakukan upaya pengerukan saluran SP sehingga aliran air dapat berjalan lancar.
Laporan bencana juga datang dari BPBD Kabupaten Belu. Hujan lebat turut melanda wilayah itu hingga mengakibatkan longsor pada 2 titik ruas jalan Sabuk Merah Sadi- Baukama Kecamatan Lamaknen.
Sebagai langkah cepat dalam upaya penanganan pihak BPBD setempat langsung berkoordinasi dengan dinas PUPR Kabupaten dan Balai Wilayah jalan NTT untuk upaya perbaikan.
BPBD NTT juga mengingatkan, menghadapi bahaya hidrometeorologi basah, pemerintah daerah dan warga diharapkan tetap waspada dan siap siaga mengingat secara umum kita masih berada pada periode puncak musim hujan.
Antisipasi bahaya banjir susulan yang dapat diperburuk dengan intensitas hujan yang masih mungkin berlanjut.
Lakukan evakuasi mandiri dengan aman atau dengan bantuan petugas setempat.
Di samping itu, warga yang tinggal di dekat tebing atau bukit agar berinisiatif melakukan evakuasi mandiri apabila di wilayahnya diguyur hujan lebat dengan durasi lama.