Mantan Gubernur DKI Jakarta sekaligus Capres dari Partai NasDem Anies Baswedan diundang oleh PKS menghadiri acara pelatihan relawan advokasi PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) di Gedung DPP PKS, Minggu (30/10).
Dalam acara itu, Anies hadir untuk memberikan pelatihan kepada para relawan. Anies kemudian menceritakan pengalamannya sebagai salah satu founder Indonesia Mengajar.
Bagi Anies, Indonesia Mengajar adalah sebagai salah satu bentuk gerakan sosial yang tidak hanya didirikan dalam sekali waktu, namun berkelanjutan. Begitupun parpol dalam membentuk gerakan serupa atau lainnya.
“Parpol harus memandang ini sebagai berulang-ulang, karena berulang-berulang maka nggak perlu di cash in (cair) pertemuan pertama. Artinya, dukungan di pertemuan pertama harus dilakukan dengan membangun perasaan suka, percaya, lalu dukungan. Ini yang perlu digunakan secara bertahap,” ujar Anies.
Anies mengungkap bahwa ia mempercayai PKS sebagai partai dengan daya tahan tinggi, sehingga menurutnya, PKS jangan terseret dengan gerakan yang cepat-cepat di awal untuk memasang label tertentu lalu tidak kembali lagi.
“Ada partai yang nggak sanggup berkali-kali. Yang itu sekali jalan, pasang labelnya dan udah nggak kembali lagi, PKS jangan ikut-ikutan itu, karena punya endurace yang tinggi. Saya khawatirnya PKS ikut itu, mau cepet-cepet di awal,” tutur Anies.
Menurut Anies, masyarakat dapat menilai baik gerakan yang berkelanjutan dan tidak dilakukan terburu-buru. Selain itu, dalam proses terjun ke masyarakat di kampung-kampung tidak perlu harus diberitakan oleh media.
Anies mengaku saat memimpin Jakarta sering turun ke masyarakat, namun tidak semua kegiatannya dipublikasi ke masyarakat lebih luas.
“Jangan setiap waktu itu dikapitalisasi dalam bentuk berita. Saya di Jakarta kalau di kampung-kampung jarang teman-teman media ikut, supaya rakyat tahu Pak Gubernurnya mau ketemu rakyat, bukan mau diberitakan ketemu rakyat,” ungkap Anies.
“Ketika kami datang bersama dengan banyak media mereka juga akan membatin, 'oh kami jadi subjek berita ya ini ya'. Yang muncul adalah, 'Bapak ke sini mau lihat saya, lihat masalah atau mau jadi berita'. Saya nggak pernah ngajak, coba dicek saya minim sekali,” tandasnya.