Dikutip dari e-IPO pada laman resmi BEI, calon emiten tersebut yakni PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL), PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI), PT Lavender Bina Cendekia Tbk (BMBL), dan PT Hatten Bali Tbk (WINE).
Selain itu, perusahaan yang akan melantai di bursa yakni PT Citra Buana Prasida Tbk (CBPE), PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT), PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), dan PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk (BEER).Total pendanaan yang ditargetkan diperoleh dari penjualan saham delapan emiten tersebut, berkisar antara Rp 636 miliar-739 miliar.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani, mencermati saham yang menarik dilirik oleh investor adalah BMBL, SUNI, dan ELIT. Berdasarkan prospektus, BMBL mempunyai fundamental yang sangat solid dan pertumbuhan laba bersih yang konsisten.
“Selain kinerja keuangan yang cukup baik, sektor ini lumayan menjanjikan. Setelah mereka IPO mereka akan jadi perusahaan pertama publik yang bergerak di bidang pendidikan umum,” kata Arjun saat dihubungi kumparan, Jumat (30/12).
Tak hanya itu, menurut Arjun, PT Lavender Bina Cendekia yang bergerak di edukasi lumayan resiliensi terhadap ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Pasalnya, kemungkinan tinggi resesi global tahun depan masih mengerek untuk mencatat kinerja keuangan yang lumayan kuat, sehingga akan berdampak pada harga saham BMBL.
Untuk PT Sunindo Pratama, Arjun optimistis karena perusahaan ini bergerak dibidang minyak dan gas alam yaitu sektor energi. Perseroan menyajikan peralatan untuk perusahaan, karena masih ada potensi kenaikan harga minyak maupun gas alam tahun depan seiring masih tingginya ketidakpastian geopolitik dan kendala pasokan.
“Kalau kita lihat berdasarkan laporan keuangan dari prospektus perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang lumayan bagus dan konsisten. Laba bersih mereka juga meningkat signifikan dibandingkan sama tahun yang lalu (yoy),” tuturnya.
Arjun juga cukup yakin kinerja PT Data Sinergitama Jaya Tbk cemerlang dengan bisnis yang prospektif. Dia mengamati pasar data center sedang tumbuh dan permintaan untuk data center secara global meningkat.
“Kalau kita lihat Singapore saja punya permintaan tinggi untuk data center tapi karena negaranya kurang luas mereka perlu sewa data center di negara tetangga seperti Indonesia. Kalau ELIT bisa mencaplok pasar, ini menurut saya akan jadi sangat kondusif. Mereka bisa mengalami kenaikan kinerja keuangan,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Analis Henan Putihrai Sekuritas, Ezaridho Ibnutama merekomendasi saham PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk dan PT Hatten Bali Tbk. Alasan saham-saham saham tersebut direkomendasikan yaitu lebih banyak perayaan dan upacara sepanjang tahun 2023 dengan pelonggaran aktivitas pandemi.
“Bersamaan dengan pelonggaran kebijakan perjalanan covid di luar negeri seperti dari China, hal ini dapat menjadi faktor pendorong konsumsi alkohol yang lebih tinggi,” imbuh Ezaridho.
Terlepas dari ketidakpastian yang dibawa oleh KUHP baru yang membatasi penjualan alkohol, Ezaridho optimistis KUHP tidak akan berlaku sampai tahun 2025 ketika presiden baru dan komposisi badan legislatif mengambil kendali. Saat ini, undang-undang baru tersebut masih diperdebatkan di kalangan legislator, sehingga revisi lebih lanjut dapat melemahkan atau memperkuat isi RKUHP.