Seorang siswa yang menjadi korban ambruknya atap ruang jelas SD Muhammadiyah Bogor, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, masih dirawat di RSUD Wonosari. Satu siswa tersebut mendapatkan perawatan di ruang ICU.
Kabag TU Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUD Wonosari Sumartana mengatakan, korban diperiksa bagian kepala dan tengkorak. Korban mengalami luka di kepala bagian belakang.
“Sempat henti napas terus dikasih pertolongan ada reaksi. Setelah agak tenang dilakukan cek di radiologi, diperiksa kepala dan torak, lalu saat ini dirawat di ICU,” kata Sumartana kepada wartawan di Gunungkidul, Selasa (8/11).
Menurut Sumartana kondisi korban yang berjenis kelamin laki-laki itu masih belum sadar. Tekanan dara korban juga masih tinggi.
“Mudah-mudahan kalau tensinya sudah agak turun bisa sadarkan diri,” katanya
Kepala SD Muhammadiyah Bogor Indah Haryani menjelaskan, peristiwa ambruknya atap itu terjadi pada pukul 07.30 WIB saat kegiatan tahsin tahfidz di ruang kelas, gedung moralitas.
“Di dalam tidak seperti waktu KBM karena tahsin tahfidz itu sesuai dengan pengelompokan suratnya, jadi di surat itu sekitar 20 orang. Kalau yang lainnya di kelas yang lain atau di musala,” kata Indah.
Dari peristiwa ini, ada 12 orang yang terluka di mana 11 di antaranya sudah diperbolehkan pulang. Sementara 1 siswa lainnya masih menjalani perawatan.
“11 murid itu sudah aman, sudah kembali ke orang tua. 1 anak kami masih menjalani pengobatan, sudah mulai membaik, minta doanya untuk kesembuhan anak kami agar bisa kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasanya,” katanya.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut untuk sementara waktu dihentikan dahulu hingga waktu yang belum ditentukan.
Terkait ambruknya atap sekolah itu, Indah enggan menjawab soal kontruksi bangunan. Pasalnya, hal itu bukanlah ranahnya.
“Untuk bangunan biar nanti yang menjawab panitia pembangunan. Saya hanya di ranah KBM saja,” pungkasnya.
